Lombok Tengah, SN - Rencana Pemindahan Pasar Hewan Batunyala belum juga terlaksana, hal itu terjadi akibat adanya penolakan dari masyarakat khususnya Dusun Pepekat. Rapat Koordinasi pemindahan kembali digelar Jumat tanggal 27 September 2019 pukul 15.00 wita bertempat di Ruang Tastura I Kantor Bupati. Rakor penutupan dan pemindahan pasar hewan Batu Nyala dipimpin Sekda Loteng H. Nursiah S Sos.
Turut Hadir, Asisten 2 Setda Loteng H. Nasrun, Kasdim 1620/Loteng Mayor Inf Dian Aksmiyandita, Kabag Ops Polres Loteng Kompol Sutriyanto, Kasat POL PP Loteng Lalu Aknal Afandi, Kadis Perindag Loteng H. Saman, Kadis Pertanian dan Peternakan Iskandar, Camat Prateng, Camat Batukliang, Kades Batu Nyala H. Zaenudin. Ka UPT Prateng dan Ka UPT Bt. Kliang
Sekda Loteng H. Nursiah menyampaikan, rapat ini merupakan rapat evaluasi tentang kelanjutan dari proses pemindahan pasar hewan yang ada di Batu Nyala Kecamatan Prateng ke Barabali Kecamatan Batukliang namun pasar hewan Barabali fasilitasnya masih kurang. "kekurangan tersebut akan kita lengkapi" katanya.
Diharapkan semua elemen yang ada mendukung proses pemindahan P
Pasar hewan tersebut. "Kami memerintahkan kepada Camat dan Kades untuk mensosialisasikan kepada warga" ungkapnya.
Kadis Pertanak Loteng H. Iskandar menambahkan, Pemindahan pasar hewan bukan semata-mata tidak ada pertimbangan namun ada beberapa faktor yang memperfimbangkan kenapa harus di pindahkan diantaranya, Area parkir tidak memadai, lokasi masuk dalam lingkaran badara (sering macet), efisiensi pengelolaan pasar hewan harus ada 1 pasar hewan di Loteng. Instruksi Bupati Loteng eks Pasar hewan akan dijadikan rumah subsidi. Perluasan Kota Praya sampai ke Batunyala dan pertimbangan lainnya.
Pemda sendiri sudah melakukan upaya untuk memulai pemindahan seperti Petugas pengelola pasar di tarik, penutupan jalan masuk dan fasilitas listrik dicabut,
Pembongkaran dengan alat berat di halang-halangi oleh warga, Pengalihan arus kendaraan dari arah pasar Batu Nyala langsung mengarahkan ke Pasar Barbali.
namun faktanya hanya berjalan 3 hari dan mereka kembali lagi melakukan aktivitas berjualan hewan di lokasi tersebut.
Menurut Iskandar, beberapa alasan masyarakat menolak diantaranya, masyarakat sekitar lokasi akan kehilangan mata pencarian, Naskah hearing dari masyarakat bersama DPRD Loteng dibuat acuan masyarakat untuk tetap beraktivitas mengingat waktu itu DPRD Loteng melalui Samsul Qomar menyatakan pasar hewan tersebut tidak pernah di tutup juga menjadi alasan masyarakat.
Sementara Pasar Hewan Barbali sendiri sudah dilakukan penataan los ternak, disamping itu penataan area parkir sudah bagus, bangunan warga akan ditata disesuikan dengan kondisi yang ada.
Hanya saja kondisi pasar Barbali pada hari pasaran Rabu dan Sabtu ternak kerbau belum masuk karena kapasitas tampung belum memadai.
Dengan kondisi tersebut diatas dibutuhkan ketegasan dari Pemda Loteng dalam hal rencana tindak lanjut penutupan penutupan PH Bt. Nyala.
Camat Praya Tengah Drs Sahri mengatakan, pasar Bt. Nyala kondisi terakhir sebelum warga hearing ke DPRD Loteng sudah mulai kecil aktivitasnya namun pasca hearing warga mulai melakukan aktivitas dan lebih besar. "Forkopimca Prateng sangat mendukung proses pemindahan" ungkapnya.
Sementara itu Kades Bt. Nyala H. Zaenudin mengatakan warga tetap meminta untuk dipertahankan agar tidak pindah ke Barbali dan ini sangat dilematis bagi Kades. Ada sebagai warga Bt. Nyala memang menggantungkan nasib hidupnya dari pasar hewan tersebut. "Warga akan melaksanakan istighosah di lokas pasar ketika Pemda akan melaksanakan penggusuran. "Sangat dilematis bagi kam selaku aparatur desa terkait rencana pemindahan ini" ujarnya.
Sedangkan Ketua BPD Bt. Nyala mengatakan warga Dusun Pekat masih bertahan karena ada rekomendasi oleh Dewan Loteng namun hal ini pernah dijawab karena bukan ranah DPRD Loteng.
"Kami minta solusi dari Pemda Loteng atas hilangnya mata pencarian warga Bt. Nyala yang menggantungkan hidupnya dari pasar hewan tersebut" katanya.lth01