Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Blora kembali bertambah 3 dari kluster Temboro seiring dengan keluarnya hasil lab PCR berdasarkan pemeriksaan usap tenggorokan (swab). (foto: ilustrasi) |
BLORA. Hari pertama masuk kerja pasca lebaran, Selasa (26/5/2020), Bupati Djoko Nugroho kembali menyampaikan update perkembangan persebaran pandemi Covid-19 kepada masyarakat.
Penyampaian secara live streaming akun youtube Protokol dan Komunikasi Pimpinan Blora itu dilakukan Bupati dengan didampingi Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra, dan Plt. Kepala Dinas Kesehatan.
Bertempat di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19, Bupati Djoko Nugroho mengatakan bahwa hari ini ada penambahan 3 kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi berdasarkan pemeriksaan swab (Lab PCR).
"Jadi sekarang totalnya ada 24, 19 dirawat, 3 meninggal dan 2 sembuh. Rinciannya nanti akan disampaikan Kepala Dinas Kesehatan," ucap Bupati.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyampaikan bahwa jumlah rapid-test reaktif juga semakin bertambah yang saat ini mencapai 75 orang. Menurut Bupati, penambahan reaktif rapid-test diperoleh setelah dilakukan tes massal di beberapa titik seperti pasar, swalayan, dan Alun-alun Blora.
"Memang reaktif rapid-test ini belum tentu Covid-19, namun ini sebagai bentuk antisipasi dini pencegahan persebaran virus Corona. Yang hasilnya reaktif nantinya baru akan dilakukan pengambilan swab test untuk memastikan Covid-19 atau virus lain. Semoga saja tidak bertambah lagi. Ayo tetap patuhi protokol kesehatan dan ikuti himbauan pemerintah," tegas Bupati.
Bertempat di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19, Bupati Djoko Nugroho mengatakan bahwa hari ini ada penambahan 3 kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi berdasarkan pemeriksaan swab (Lab PCR).
"Jadi sekarang totalnya ada 24, 19 dirawat, 3 meninggal dan 2 sembuh. Rinciannya nanti akan disampaikan Kepala Dinas Kesehatan," ucap Bupati.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyampaikan bahwa jumlah rapid-test reaktif juga semakin bertambah yang saat ini mencapai 75 orang. Menurut Bupati, penambahan reaktif rapid-test diperoleh setelah dilakukan tes massal di beberapa titik seperti pasar, swalayan, dan Alun-alun Blora.
"Memang reaktif rapid-test ini belum tentu Covid-19, namun ini sebagai bentuk antisipasi dini pencegahan persebaran virus Corona. Yang hasilnya reaktif nantinya baru akan dilakukan pengambilan swab test untuk memastikan Covid-19 atau virus lain. Semoga saja tidak bertambah lagi. Ayo tetap patuhi protokol kesehatan dan ikuti himbauan pemerintah," tegas Bupati.
Dalam kesempatan itu Bupati juga menekankan bahwa masyarakat tidak perlu memperlakukan pasien reaktif rapid-test secara berlebihan, bahkan menjauhi keluarganya dan menutup akses menuju rumahnya.
"Sekali lagi saya tekankan bahwa reaktif rapid-test belum tentu Covid-19. Mereka justru butuh dukungan agar tetap sehat dan sembuh. Jangan malah dijauhi. Kebanyakan dari pasien yang diisolasi psikisnya drop gara gara tekanan dari masyarakat, hal ini yang membahayakan sehingga imunitas pasien turun. Padahal pasien butuh imunitas yang baik untuk melawan keberadaan virus di tubuhnya," lanjut Bupati.
Untuk data selengkapnya, Bupati meminta masyarakat bisa mengakses di website corona.blorakab.go.id yang terus diupdate realtime setiap hari oleh tim.
Bupati Djoko Nugroho didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan serta Asisten Pemerintahan dan Kesra, menyampaikan update perkembangan Covid-19. (foto: dok-ib) |
Untuk data selengkapnya, Bupati meminta masyarakat bisa mengakses di website corona.blorakab.go.id yang terus diupdate realtime setiap hari oleh tim.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Lilik Hernanto, SKM, M.Kes menyampaikan bahwa adanya penambahan 3 kasus baru Covid-19 ini masih berasal dari kluster Temboro.
"Jadi jumlahnya 24, tersebar di 8 Kecamatan. Yang terbanyak di Kecamatan Jati 8 kasus, Blora Kota 5 kasus, dan Kunduran 3 kasus. Selebihnya Cepu 2 kasus, Kradenan 2 kasus, Ngawen 2 kasus, Jepon 1 kasus, dan Todanan 1 kasus," ucap Lilik Hernanto.
Dari 24 kasus ini, menurutnya jika dikelompokkan masih didominasi oleh kluster Temboro sebanyak 15 kasus. Kemudian kasus pertama Perumda telah menularkan ke 4 pasien sehingga ada 5 kluster Perumda. Sisanya 1 kasus Singget dari RS Purwodadi, 1 kasus Tegalgunung dengan pengorbit diabetes melitus, 1 kasus Kentong Cepu dari Jakarta, dan 1 kasus dari Ngawen dengan TBC kronis.
"Jika dilihat dari segi usia, dari 24 kasus ini sebanyak 70,83 persen berusia dibawah 35 tahun. Usianya mulai 13 tahun hingga 30 tahun. Kebanyakan santri Temboro. Karena mereka masih muda, kita berharap daya tahan tubuhnya baik dan bisa segera sembuh," tambah Lilik Hernanto.
Kemudian untuk rapid-test reaktif, menurut Lilik Hernanto dalam rapid-test massal di pasar, swalayan, dan Alun-alun beberapa hari lalu diperoleh tambahan 31 orang reaktif.
"Kedepan akan kita lakukan rapid-test massal kembali di fasilitas umum, seperti Pasar Ngawen dan Pasar Randublatung. Mungkin lusa akan dilakukan," pungkas Lilik Hernanto. (res-infoblora)
Kemudian untuk rapid-test reaktif, menurut Lilik Hernanto dalam rapid-test massal di pasar, swalayan, dan Alun-alun beberapa hari lalu diperoleh tambahan 31 orang reaktif.
"Kedepan akan kita lakukan rapid-test massal kembali di fasilitas umum, seperti Pasar Ngawen dan Pasar Randublatung. Mungkin lusa akan dilakukan," pungkas Lilik Hernanto. (res-infoblora)