AMBON - BERITA MALUKU. Perusahaan Daerah (PD) Panca Karya, akhirnya menunjukkan performanya yang semakin sehat, setelah mengalami krisis keuangan berkepanjangan akibat hutang ke pihak ketiga yang membengkak.
Setelah menjadi beban daerah karena memiliki hutang yang merupakan warisan manajemen sebelumnya, terhitung sejak Januari 2020, PD Panca Karya sudah kembali bisa memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Maluku.
Dirut PD. Panca Karya, Rusdy Ambon mengatakan, pihaknya telah melakukan transfer Rp1 miliar dari Bank Mandiri Cabang Ambon ke PT. Bank Maluku dan Maluku Utara, sebagai tanggung jawab BUMD milik Pemprov Maluku.
"Setelah ditunjuk Gubernur Maluku, Bapak Murad Ismail, untuk membenahi PD. Panca Karya, terutama manajemen maupun unit usahanya, alhamdulillah sekarang kita sudah bisa memberikan kontribusi bagi PAD Pemprov Maluku, menyusul beberapa tahun mengalami defisit karena krisis keuangan," kata Rusdy kepada pers di Ambon, Rabu (29/1/2020).
Dikatakan, bukti setoran PAD tersebut akan dilaporkan kepada Gubernur Maluku, Plt Sekda Maluku, Kepala BPKAS, dan Kepala Dispenda Maluku.
"Ini adalah bagian dari mekanisme pelaporan yang transparan dan akuntabel," jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Maluku ini mengungkapkan, pihaknya mulai berkontribusi bagi PAD setelah berhasil melunasi hutang antara lain, gadai sertifikat lahan kantor di BNI 46 Ambon sebesar Rp1,5 miliar, hutang BBM dari PT. Sumber Rejeki dan biaya doking kapal motor penyeberangan (KMP) dengan total Rp2 miliar lebih.
Pembayaran utang terkait gadai sertifikat maupun lainnya itu, menururnya merupakan terobosan dalam membenahi unit usaha milik PD Panca Karya, antara lain dari operasional kapal motor penyeberangan (KMP), HPH, Trans Amboina, dan unit usaha lainnya. Dia juga berencana akan membuka sektor pariwisata melalui pelayaran KMP Roro 1500 JT bantuan dari Pemerintah Pusat, untuk melayari Ambon-Banda-Tual, pulang pergi.
"Mudah-mudahan setelah ini, performa perusahaan Panca Karya semakin baik, dan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi daerah," harapnya.
Ia bertekad untuk terus membenahi manajemen perusahaan. Setelah menyelesaikan hutang perusahaan dan sudah bisa menyumbang bagi PAD, Rusdy kini punya obsesi untuk memperbaiki performa perusahaan dengan membangun kantor berlantai dua pada tahun ini, termasuk menyertakan stafnya untuk mengikuti Diklat maupun Bimtek terkait dengan inovasi berbisnis.
"Kami telah menghitung biaya operasional PD Panca Karya mencapai Rp900 juta setiap bulan, dan ini bisa dibayar dari operasional KMP Tanjung Kuako yang melayari trayek penyeberangan Hunimua-Waipirit," tandasnya.
Setelah menjadi beban daerah karena memiliki hutang yang merupakan warisan manajemen sebelumnya, terhitung sejak Januari 2020, PD Panca Karya sudah kembali bisa memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Maluku.
Dirut PD. Panca Karya, Rusdy Ambon mengatakan, pihaknya telah melakukan transfer Rp1 miliar dari Bank Mandiri Cabang Ambon ke PT. Bank Maluku dan Maluku Utara, sebagai tanggung jawab BUMD milik Pemprov Maluku.
"Setelah ditunjuk Gubernur Maluku, Bapak Murad Ismail, untuk membenahi PD. Panca Karya, terutama manajemen maupun unit usahanya, alhamdulillah sekarang kita sudah bisa memberikan kontribusi bagi PAD Pemprov Maluku, menyusul beberapa tahun mengalami defisit karena krisis keuangan," kata Rusdy kepada pers di Ambon, Rabu (29/1/2020).
Dikatakan, bukti setoran PAD tersebut akan dilaporkan kepada Gubernur Maluku, Plt Sekda Maluku, Kepala BPKAS, dan Kepala Dispenda Maluku.
"Ini adalah bagian dari mekanisme pelaporan yang transparan dan akuntabel," jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Maluku ini mengungkapkan, pihaknya mulai berkontribusi bagi PAD setelah berhasil melunasi hutang antara lain, gadai sertifikat lahan kantor di BNI 46 Ambon sebesar Rp1,5 miliar, hutang BBM dari PT. Sumber Rejeki dan biaya doking kapal motor penyeberangan (KMP) dengan total Rp2 miliar lebih.
Pembayaran utang terkait gadai sertifikat maupun lainnya itu, menururnya merupakan terobosan dalam membenahi unit usaha milik PD Panca Karya, antara lain dari operasional kapal motor penyeberangan (KMP), HPH, Trans Amboina, dan unit usaha lainnya. Dia juga berencana akan membuka sektor pariwisata melalui pelayaran KMP Roro 1500 JT bantuan dari Pemerintah Pusat, untuk melayari Ambon-Banda-Tual, pulang pergi.
"Mudah-mudahan setelah ini, performa perusahaan Panca Karya semakin baik, dan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi daerah," harapnya.
Ia bertekad untuk terus membenahi manajemen perusahaan. Setelah menyelesaikan hutang perusahaan dan sudah bisa menyumbang bagi PAD, Rusdy kini punya obsesi untuk memperbaiki performa perusahaan dengan membangun kantor berlantai dua pada tahun ini, termasuk menyertakan stafnya untuk mengikuti Diklat maupun Bimtek terkait dengan inovasi berbisnis.
"Kami telah menghitung biaya operasional PD Panca Karya mencapai Rp900 juta setiap bulan, dan ini bisa dibayar dari operasional KMP Tanjung Kuako yang melayari trayek penyeberangan Hunimua-Waipirit," tandasnya.