AMBON - BERITA MALUKU. Dalam kunjungan ke Indonesia Timur, Makassar, Manokwari, Jayapura, Menteri Perhubungan, Airlangga Hartato, mewakili pemerintah pusat, menyempatkan berkunjung di Ambon, Maluku, untuk meninjau sejumlah kerusakan gedung di Universitas Pattimura (Unpatti), salah satunya gedung Rektorat, yang diporak-porandakan akibat Gempa 6.8 SR, yang terjadi pada kamis, 26 September, kemarin.
Di sela-sela tinjauannya di gedung Rektorat, Menteri Perhubungan sempat menelpone Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, bahkan memberikan telepone genggamnya kepada Rektor Unpatti, M. J. Saptenno untuk menyampaikan kerusakan di kampus orang basudara tersebut.
Selesai melaporkan hasil tinjauannya, Menteri Perhubungan kepada awak media, Jumat (27/9/2019), mengutarakan kunjungannya di Ambon, karena ada permintaan dari dari Menteri PUPR untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah provinsi Maluku dan Rektor Unpatti terkait kerusakan akibat gempa.
Dijelaskan, setelah ditinjau kerusakan yang terjadi tidak signifikan, bahkan struktur bangunannya masih bagus.
"Tadi saya dan rektor sudah lapor ke Menteri PUPR, hari ini juga menteri PUPR mengirimkan tim, jadi besok sudah mulai bekerja," ujarnya.
Menurutnya, hasil kerja dari tim ini yang mempunyai kewenangan untuk metapkan satu gedung itu layak dingunakan atau tidak. Jika layak maka akan digunakan sambil direnovasi, tapi kalau dinyatakan tidak layak maka harus ditinggalkan.
"Harapan kita, gedung ini tetap eksis, sehingga segera bisa dingunakan," ucapnya.
Ditanya mengenai kerusakan Jembatan Merah Putih (JMP), menindaklanjuti steatment Gubernur Maluku, yang menyatakan tidak ada kerusakan yang berarti, hanya saja aspal penyampung yang pecah, menurut Menteri di dalam struktur, biasanya struktur besar itu ada sambungan (delatasi), memang sengaja dilepas supaya bisa bergerak bebas (idenpenden), sambungan ini yang bergerak sehingga lapisan atasnya bergeser, sama hal nya yang terjadi di gedung Rektorat Unpatti.
Sementara itu, Rektor Unpatti, M. J. Saptenno, mengungkapkan, bukan hanya di Gedung Rektorat, namun juga di Fakultas Kedokteran dan Kehutanan, yang mengalami kerusakan agak parah.
Untuk proses perkuliahan, dirinya akan berkoordinasi dengan Dekan, apakah di kedua gedung tersebut bisa dimanfaatkan atau tidak, dikarenakan keretakan yang terjadi cukup banyak.
Di sela-sela tinjauannya di gedung Rektorat, Menteri Perhubungan sempat menelpone Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, bahkan memberikan telepone genggamnya kepada Rektor Unpatti, M. J. Saptenno untuk menyampaikan kerusakan di kampus orang basudara tersebut.
Selesai melaporkan hasil tinjauannya, Menteri Perhubungan kepada awak media, Jumat (27/9/2019), mengutarakan kunjungannya di Ambon, karena ada permintaan dari dari Menteri PUPR untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah provinsi Maluku dan Rektor Unpatti terkait kerusakan akibat gempa.
Dijelaskan, setelah ditinjau kerusakan yang terjadi tidak signifikan, bahkan struktur bangunannya masih bagus.
"Tadi saya dan rektor sudah lapor ke Menteri PUPR, hari ini juga menteri PUPR mengirimkan tim, jadi besok sudah mulai bekerja," ujarnya.
Menurutnya, hasil kerja dari tim ini yang mempunyai kewenangan untuk metapkan satu gedung itu layak dingunakan atau tidak. Jika layak maka akan digunakan sambil direnovasi, tapi kalau dinyatakan tidak layak maka harus ditinggalkan.
"Harapan kita, gedung ini tetap eksis, sehingga segera bisa dingunakan," ucapnya.
Ditanya mengenai kerusakan Jembatan Merah Putih (JMP), menindaklanjuti steatment Gubernur Maluku, yang menyatakan tidak ada kerusakan yang berarti, hanya saja aspal penyampung yang pecah, menurut Menteri di dalam struktur, biasanya struktur besar itu ada sambungan (delatasi), memang sengaja dilepas supaya bisa bergerak bebas (idenpenden), sambungan ini yang bergerak sehingga lapisan atasnya bergeser, sama hal nya yang terjadi di gedung Rektorat Unpatti.
Sementara itu, Rektor Unpatti, M. J. Saptenno, mengungkapkan, bukan hanya di Gedung Rektorat, namun juga di Fakultas Kedokteran dan Kehutanan, yang mengalami kerusakan agak parah.
Untuk proses perkuliahan, dirinya akan berkoordinasi dengan Dekan, apakah di kedua gedung tersebut bisa dimanfaatkan atau tidak, dikarenakan keretakan yang terjadi cukup banyak.