LECES – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo kawal terus tumbuh kembang pengusaha UKM/IKM yang ada di wilayah pedesaan. Dalam hal ini Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo melakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala kepada para pengusaha UKM/IKM.
Dalam kegiatan tersebut selain melakukan pembinaan langsung, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro menyerap dan menampung segala aspirasi pengusaha UKM/IKM. Tujuan kedua yakni untuk melihat dan menangkap peluang yang masih memungkinkan untuk dikembangkan didalamnya.
Kali ini, Kamis (18/7//2019) siang, giliran galeri batik tulis Biru Lancor kebanggaan Kecamatan Leces menerima kunjungan tim monev perkembangan usaha mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo. Tim monev ingin menggali lebih dalam karakter dan ciri khas pada produk batik Biru Lancor yang terkenal dengan motif klasik batik dan cukup diminati kalangan luar kota tersebut.
Kedatangan mereka disambut langsung oleh Johny Suryono, Owner Galeri Batik Biru Lancor. Johny mengaku senang hati sekaligus bangga karena telah turut serta melestarikan salah satu warisan budaya budaya nenek moyang suku Jawa yakni batik tulis.
Batik Biru Lancor adalah batik yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakter dan kultur wilayah Kecamatan Leces pada khususnya dan Kabupaten Probolinggo secara meluas dengan menonjolkan motif-motif bernuansa klasik sebagai ciri khasnya. "Desain batik kami sangat diminati dan diapresiasi oleh kalangan di luar daerah Kabupaten Probolinggo, seperti daun mangga dan bunga teratai dengan modifikasi sulur-sulur dan berukir-ukir klasik," jelas Johnny Suryono.
Johny menambahkan adanya unsur-unsur goresan batik klasik seperti babon angkrem dan kawung pada sebuah desain batik akan menimbulkan kesan elegan dan menceritakan budaya dan pribadi bangsa Indonesia terutama Jawa. Meskipun tema yang diangkat didalamnya adalah ikon umum seperti bawang merah, daun kelor, mangga dan angin.
"Sebagai insan batik, kami berharap Kabupaten Probolinggo mempunyai ikon yang benar-benar memberikan identitas produk batik khas Kabupaten Probolinggo, sehingga kami juga bisa turut meramaikan kancah-ranah dunia perbatikan Kabupaten Probolinggo sesuai dengan ikon Kabupaten Probolinggo namun dengan ciri khas masing-masing batik lainnya di Kabupaten Probolinggo," tandasnya.
Menyikapi aspirasi tersebut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan, kultur budaya Kabupaten Probolinggo memang merupakan budaya pendalungan. "Ibarat musik melayu tentunya masing-masing daerah akan memiliki ciri khas cengkok suara yang berbeda. Begitu juga dengan batik, ragam dan banyaknya karakter batik Kabupaten Probolinggo adalah kekayaan yang tidak banyak dimiliki daerah lain," ujarnya.
Kedepan pihaknya berharap, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo mampu menjadi katalisator atau penghubung untuk memperkenalkan lebih luas masing-masing karakter khas pada batik Kabupaten Probolinggo. Semangat luar biasa yang dimiliki para pengrajin batik adalah modal besar untuk membawa batik Kabupaten Probolinggo lebih maju dan mendapatkan tempat di kancah regional maupun nasional.
"Peran serta dan supporting Ibu Bupati Probolinggo dalam membina para insan batik yang tiada mengenal lelah juga ibarat nadi bagi para perajin selama ini. Seperti salah satu kebijakan yang dipercayakan kepada perajin batik untuk terus memproduksi batik pelajar Kabupaten Probolinggo. Insya Allah berkahnya sangat dirasakan oleh para perajin," tutup Anung Widiarto. (dra)