Namun beberapa orang ternyata memilih untuk tidak memakai pakaian dalam di saat-saat tertentu. Benarkah hal itu justru lebih sehat?
Menurut dr. Alyssa Dweck, dokter kandungan dan ginekolog di Mount Kisco, New York, kita memang tidak selalu perlu mengenakan pakaian dalam. Menurutnya, untuk perempuan misalnya, vagina tidak perlu ditutupi sepenuhnya ketika tidur. Namun, beberapa perempuan enggan mengambil risiko dan memilih tidur dengan pakaian dalam mereka.
Menurut Dweck, ada keuntungan dari tidak memakai pakaian dalam, misalnya pada perempuan yang mengidap vulvitis kronis (peradangan pada lipatan kulit luar vagina) atau vaginitis kronis (peradangan pada vagina). Perempuan dengan penyakit tersebut sangat rentan terhadap infeksi jamur, gatal, dan iritasi, sehingga lebih baik mereka tidur tanpa menggunakan celana dalam.
Perlu diketahui bahwa bakteri dan jamur senang berkembang di tempat yang gelap, hangat, dan lembap. Ketika perempuan melindungi bagian pribadinya dengan kain – apalagi kain yang tidak menyerap keringat – ini akan menyebabkan iritasi vagina.
Selain itu vagina pun akan lembap, hal ini akan menjadi sasaran empuk untuk jamur dan bakteri berkembang. Melepas celana dalam ketika tidur dapat menjadi salah satu upaya menjaga kebersihan alat kelamin. Awalnya, mungkin memang terasa aneh ketika tidak ada penutup bagian bawah itu. Rasa tidak nyaman, tidak aman, dan terekspos pasti akan dirasakan.
Tapi, vagina juga butuh untuk bernapas. Bila kamu tertarik mencobanya, penting menaruh pakaian dalam di samping tempat tidur untuk berjaga-jaga jika ada situasi darurat, seperti kebakaran atau gempa bumi yang mengharuskan kita keluar dari kamar atau rumah. Selebihnya, pada siang hari usahakan untuk memakai pakaian yang menyerap udara dan keringat, contohnya celana dalam yang berbahan katun.