BERITA MALUKU. Pemerintah Provinsi Maluku dan Duta Besar Selandia Baru Untuk Indonesia, resmi meluncurkan program akses Selandia Baru - Maluku ke dukungan energi terbarukan (NZMATES).
Pelancuran program ditandai dengan penandatangan MoU antara Pemerintah Provinsi Maluku, dalam hal ini Gubernur Said Assagaff dengan Mercy Korps, yang merupakan yayasan yang bekerjasama dengan perusahaan energi terbarukan selandia baru, Infratec, LTD, berlangsung dilantai tujuh kantor Gubernur, Rabu (28/11).
Dalam pelaksanaan program ini, Mercy Corps turut menggandeng EBTKE, PLN, Bappeda pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta masyarakat lokal, sektor swasta dan lembaga pendidikan.
Gubernur dalam sambutannya, mengutarakan potensi sumber daya alam yang dimiliki Maluku terutama bidang energi sangat melimpah. Namun hal tersebut terkendala dengan infrastruktur dasar, keterbatasan akses transportasi, sarana dan prasarana dan tidak kalah pentingnya itu masih belum meratanya akses layanan dan listrik di setiap pulau, khususnya di pulau besar, seram dan buru, serta di pulau-pulau terluar, tertinggal dan perbatasan.
"Semua faktor diatas yang memberi kontribusi terhadap masih adanya angka kemiskinan di daerah maluku," ujarnya.
Dikatakan, berbagai persoalan ini tentu perlu mendapat perhatian khusus terutama pada akses untuk menikmati pelayanan listrik secara merata di seluruh wilayah.
Dirinya menyadari akan kebutuhan listrik yang begitu besar, guna meningkatkan mata pencairan masyarakat dan meningkatkan kualitas pelayanan dasar baik itu di bidang pendidikan, kesehatan serta ketahanan energi daerah masing-masing.
Upaya untuk ketersediaan layanan kelistrikan secara Merata atau berkualitas, kata Assagaff sedikit terkendala dengan kondisi geografis wilayah kepualauan Maluku serta mahalnya pembangunan infrastruktur untuk energi konvesional di wilayah-wilayah kepulauan.
Sehingga melalui program New Zealand Maluku Access To Renewable Energi Support (ZMATES) dengan dukungan pemerintah dari Selandia Baru bersama Mercy Corps, orang nomor satu di Maluku ini berharap dapat memberi solusi dalam mengeleminir masalah-masalah kelistrikan melalui energi terbarukan.
"Hal ini didukung energi sumber daya, energi terbaru yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pembangunan. Seperti halnya panasa bumi, arus laut. Tenaga angin, tenaga surya, dan pemanfaatan air, biomas dan lain sebagainya semua itu ada di daerah kami," tuturnya.
Menurutnya, implementasi dari pelaksanaan kegiatan ini selanjutnya akan ditindaklanjuti dalam.bentuk penandatangan kerjasama dalam rangka mendukung lemanfaatan energi terbarukan untuk kesejahteraan masyarakat Maluku.
Sementara itu, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Dr. Trevor Matheson, mengatakan pemerintah selandia baru menyediakan NZD 10 juta untuk menerapkan program ZMATES sampai 2023.
Jelasnya, program ini bertujuan untuk mendukug pengembangan dan pelaksanaan proyek-proyek energi terbarukan di pulau Seram, terutama proyek air dan surya, dan berpotensi juga angin, biomassa dari teknologi pembangkit lainnya.
Menurutnya, NZMTES adalah kolaborasi tiga pihak antar Pemerintah Selandia Baru dengan Direktorat Jenderal Energi Terbarukan dan konservasi energi energi kementerian energi dan sumber daya mineral Dan PLN.
Pelancuran program ditandai dengan penandatangan MoU antara Pemerintah Provinsi Maluku, dalam hal ini Gubernur Said Assagaff dengan Mercy Korps, yang merupakan yayasan yang bekerjasama dengan perusahaan energi terbarukan selandia baru, Infratec, LTD, berlangsung dilantai tujuh kantor Gubernur, Rabu (28/11).
Dalam pelaksanaan program ini, Mercy Corps turut menggandeng EBTKE, PLN, Bappeda pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta masyarakat lokal, sektor swasta dan lembaga pendidikan.
Gubernur dalam sambutannya, mengutarakan potensi sumber daya alam yang dimiliki Maluku terutama bidang energi sangat melimpah. Namun hal tersebut terkendala dengan infrastruktur dasar, keterbatasan akses transportasi, sarana dan prasarana dan tidak kalah pentingnya itu masih belum meratanya akses layanan dan listrik di setiap pulau, khususnya di pulau besar, seram dan buru, serta di pulau-pulau terluar, tertinggal dan perbatasan.
"Semua faktor diatas yang memberi kontribusi terhadap masih adanya angka kemiskinan di daerah maluku," ujarnya.
Dikatakan, berbagai persoalan ini tentu perlu mendapat perhatian khusus terutama pada akses untuk menikmati pelayanan listrik secara merata di seluruh wilayah.
Dirinya menyadari akan kebutuhan listrik yang begitu besar, guna meningkatkan mata pencairan masyarakat dan meningkatkan kualitas pelayanan dasar baik itu di bidang pendidikan, kesehatan serta ketahanan energi daerah masing-masing.
Upaya untuk ketersediaan layanan kelistrikan secara Merata atau berkualitas, kata Assagaff sedikit terkendala dengan kondisi geografis wilayah kepualauan Maluku serta mahalnya pembangunan infrastruktur untuk energi konvesional di wilayah-wilayah kepulauan.
Sehingga melalui program New Zealand Maluku Access To Renewable Energi Support (ZMATES) dengan dukungan pemerintah dari Selandia Baru bersama Mercy Corps, orang nomor satu di Maluku ini berharap dapat memberi solusi dalam mengeleminir masalah-masalah kelistrikan melalui energi terbarukan.
"Hal ini didukung energi sumber daya, energi terbaru yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pembangunan. Seperti halnya panasa bumi, arus laut. Tenaga angin, tenaga surya, dan pemanfaatan air, biomas dan lain sebagainya semua itu ada di daerah kami," tuturnya.
Menurutnya, implementasi dari pelaksanaan kegiatan ini selanjutnya akan ditindaklanjuti dalam.bentuk penandatangan kerjasama dalam rangka mendukung lemanfaatan energi terbarukan untuk kesejahteraan masyarakat Maluku.
Sementara itu, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Dr. Trevor Matheson, mengatakan pemerintah selandia baru menyediakan NZD 10 juta untuk menerapkan program ZMATES sampai 2023.
Jelasnya, program ini bertujuan untuk mendukug pengembangan dan pelaksanaan proyek-proyek energi terbarukan di pulau Seram, terutama proyek air dan surya, dan berpotensi juga angin, biomassa dari teknologi pembangkit lainnya.
Menurutnya, NZMTES adalah kolaborasi tiga pihak antar Pemerintah Selandia Baru dengan Direktorat Jenderal Energi Terbarukan dan konservasi energi energi kementerian energi dan sumber daya mineral Dan PLN.