Jakarta, Info Breaking News - Akhirnya di hari ke 4 pencarian besar itu Kapal Riset Baruna Jaya 1 bersama para penyelam pada Kamis (1/11) pukul 10.05 WIB berhasil menemukan salah satu black boxpesawat Lion Air JT610, yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Black box tersebut saat ini sudah berada di kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk dianalisa.
"Penemuan black box ini sangat penting untuk mengungkap penyebab kejadian jatuhnya pesawat Lion Air," kata Investigator Keselamatan Moda Penerbangan KNKT, Ony Soerjo, di gedung KNKT, Jakarta, Kamis (1/11) malam.
Ony memaparkan, proses pencarian black box pesawat Lion Air ini menggunakan beberapa teknologi. Seperti peralatan Ping Detectoryang pertama kali mendeteksi sinyal keberadaan black box pesawat. Sinyal positif ini kemudian didukung oleh penggunaaan Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV) atau kamera yang bisa menampilkan gambar-gambar kondisi visual bawah air, hingga akhirnya keberadaan blackbox bisa ditemukan.
Black box sendiri merupakan perangkat penting yang berisi data penerbangan dan perekam suara. Jenisnya ada dua, yaitu Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang berwarna oranye. FDR berisi informasi mengenai rekaman data flight seperti kecepatan, arah, hingga ketinggian. Sedangkan CVR terbagi menjadi empat channel yang merekam suara komunikasi antara pilot dengan petugas menara pengawas, pilot dengan co-pilot, pilot dengan kabin kru, dan suara di dalam kabin.
"Dari informasi yang kami peroleh, posisi kedua blackbox di pesawat Lion Air yang terjatuh ini sama dengan yang ada di Boeing 737-800. Untuk CVR berada di kargo bagian belakang yang menempel di sebelah kanan dalam, sedangkan FDR ada di kabin bagian belakang di depan pantry," terang Ony.
Karena fungsinya yang sangat penting tersebut, black box khususnya bagian Crash Surviveable Memory Unit (CSMU) memiliki material yang sangat kuat dengan menggunakan baja khusus. Black box juga dilengkapi dengan Under Water Locator Beacon, untuk dapat diketahui lokasinya apabila tenggelam di laut. Alat ini akan memancarkan sinyal ketika terguncang karena benturan. Sinyal inilah yang bisa ditangkap radar untuk menunjukkan keberadaan black box.
"Black box bisa tahan pada suhu tinggi hingga 1.100 derajat celcius. Benda ini juga mampu bertahan dari tekanan besar hingga 3.000 G. Sebagai contoh, saat pesawat mendarat, tekananya itu hanya 2 G," tambah Wakil Ketua KNKT, Haryo Satmiko.
Sementara itu hingga Kamis (11/1) pukul 22.00 Wib, sebanyak 65 kantung jenazah telah berhasil ditemukan. Kantung jenazah tersebur juga sudah diserahkan kepada tim DVI Polri untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Publik berharap di hari ke 5 pada Jumat (2/11) ini ratusan korban lainnya yang terkubur didalam badan pesawat naas itu dapat ditemukan dan diangkat kedaratan.*** Ira Maya.