BERITA MALUKU. Gubernur Maluku, Said Assagaff melaunching empat aplikasi yang digagas Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku, yakni Early Information System (EIS), E-Office, Simpati Indag dan Simponi Indah.
Kepada awak media, Gubernur mengatakan, selain launching aplikasi milik Disperindag Maluku, pada tanggal 29 juga akan dilaunching aplikasi milik Dinas Parawisata dan Biro Umum setda Maluku.
Menururnya, hal ini sebagai upaya dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di daerah seribu pulau ini.
"Tiap dinas harus punya satu inovasi yang baru. Oleh karena itu saya sangat berterima kasih kepada Elvis Pattiaelano yang sudah memulai dengan langkah yang tepat," ujarnya.
Ditanya mengenai zona merah yang diberikan ombudsman dalam hal pelayanan publik, sebagai pimpinan di pemerintah provinsi Maluku membantah hal tersebut.
"Merah itu dimana, bilang Ombudsman datang lalu berdebat dengan saya," tandasnya.
Menurutnya, selama ini pelayanan publik berjalan dengan baik, bahkan ada inovasi baru yang diterapkan dalam meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat, salah satunya empat aplikasi yang baru dilaunching Disperindag Maluku.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano mengatakan, empat aplikasi baru dilaunching menindaklanjuti surat edaran seketaris daerah Maluku, terkait setiap OPD harus mempunyai satu inovasi.
"Di tahun 2018 saya dan beberapa staf mengikuti diklat kepemimpinan, ada dua diklat mengikuti diklat kepemimpinan tingkat empat se-level kepala seksi dan saya mengikuti diklat kepemimpinan tingkat dua level kepala dinas. Pada kesempatan itu kami mulai menggagas pelayanan publik berbasis IT," tuturnya.
Dikatakan, dengan mengikuti diklat dimaksud kemudian dibuatlah E-Office yang diintegrasikan semua di dalam unit layanan administrasi terintegrasi.
"E-Office artinya surat-menyurat dinas sudah menggunakan ART. Jadi kepala dinas dimana saja bisa membaca surat masuk maupun surat keluar dan bisa langsung mendisposisi kepada kepala bidang terkait. Begitu juga kepala bidang bisa mendisposisi kepada kepala seksi, jadi perlu tunggu saya atau kepala bidang kembali ke kantor baru di desposisi, dan ditindaklanjuti, tidak lagi tertahan berlama-lama, begitu surat keluar," cetusnya.
Sedangkan aplikasi Early Information System (EIS) rencana eskpor, kata Elvis aplikasi ini mendukung kerja-kerja dari tim peningkatan eskpor yang sudah didukung oleh Gubernur.
Jelasnya, hal ini dimaksudkan agar dua atau tiga hari menjelang eksportir melakukan ekspor, akan menginformasikan di aplikasi itu.
"Jadi mereka tinggal masuk di aplikasi itu, kemudian pilih nama perusahaannya, komuniti, volume, negara tujuan, transportasi apa itu udara maupun laut. Dan jika ada kendala maka akan ditulis dikolom yang sudah disediakan," tuturnya.
Kemudian untuk aplikasi sistim informasi pusat data mandiri (simpati indag), dimana semua data yang ada akan di upload, baik itu kegiatan dan lain sebagainya.
"Jadi kalau masyarakat yang membutuhkan data bisa langsung membuka di aplikasi itu. Tidak lagi datang ke kantor. Ataupun kalau datang di kantor bisa langsung membuka di komputer yang sudah disediakan di loby," tukasnya.
Yang terakhir kata Elvis, aplikasi Simponi Indah, yang bertujuan untuk mempromosikan produk industri kecil. Yang dikaitkan dengan web, sehingga masyarakat baik di dalam daerah, nasional maupun international bisa mengetahui produk industri yang ada di seluruh Maluku.
Dirinya berharap kedepan ada lagi aplikasi yang membantu mempermudah pelayanan publik di Dinas.
"Kita sedang mengkaji terus, yang beralih ke IT supaya semua bisa berjalan dengan cepat, lancar dan bisa mempermudah masyarakat memperoleh informasi," pungkasnya.
Kepada awak media, Gubernur mengatakan, selain launching aplikasi milik Disperindag Maluku, pada tanggal 29 juga akan dilaunching aplikasi milik Dinas Parawisata dan Biro Umum setda Maluku.
Menururnya, hal ini sebagai upaya dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di daerah seribu pulau ini.
"Tiap dinas harus punya satu inovasi yang baru. Oleh karena itu saya sangat berterima kasih kepada Elvis Pattiaelano yang sudah memulai dengan langkah yang tepat," ujarnya.
Ditanya mengenai zona merah yang diberikan ombudsman dalam hal pelayanan publik, sebagai pimpinan di pemerintah provinsi Maluku membantah hal tersebut.
"Merah itu dimana, bilang Ombudsman datang lalu berdebat dengan saya," tandasnya.
Menurutnya, selama ini pelayanan publik berjalan dengan baik, bahkan ada inovasi baru yang diterapkan dalam meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat, salah satunya empat aplikasi yang baru dilaunching Disperindag Maluku.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano mengatakan, empat aplikasi baru dilaunching menindaklanjuti surat edaran seketaris daerah Maluku, terkait setiap OPD harus mempunyai satu inovasi.
"Di tahun 2018 saya dan beberapa staf mengikuti diklat kepemimpinan, ada dua diklat mengikuti diklat kepemimpinan tingkat empat se-level kepala seksi dan saya mengikuti diklat kepemimpinan tingkat dua level kepala dinas. Pada kesempatan itu kami mulai menggagas pelayanan publik berbasis IT," tuturnya.
Dikatakan, dengan mengikuti diklat dimaksud kemudian dibuatlah E-Office yang diintegrasikan semua di dalam unit layanan administrasi terintegrasi.
"E-Office artinya surat-menyurat dinas sudah menggunakan ART. Jadi kepala dinas dimana saja bisa membaca surat masuk maupun surat keluar dan bisa langsung mendisposisi kepada kepala bidang terkait. Begitu juga kepala bidang bisa mendisposisi kepada kepala seksi, jadi perlu tunggu saya atau kepala bidang kembali ke kantor baru di desposisi, dan ditindaklanjuti, tidak lagi tertahan berlama-lama, begitu surat keluar," cetusnya.
Sedangkan aplikasi Early Information System (EIS) rencana eskpor, kata Elvis aplikasi ini mendukung kerja-kerja dari tim peningkatan eskpor yang sudah didukung oleh Gubernur.
Jelasnya, hal ini dimaksudkan agar dua atau tiga hari menjelang eksportir melakukan ekspor, akan menginformasikan di aplikasi itu.
"Jadi mereka tinggal masuk di aplikasi itu, kemudian pilih nama perusahaannya, komuniti, volume, negara tujuan, transportasi apa itu udara maupun laut. Dan jika ada kendala maka akan ditulis dikolom yang sudah disediakan," tuturnya.
Kemudian untuk aplikasi sistim informasi pusat data mandiri (simpati indag), dimana semua data yang ada akan di upload, baik itu kegiatan dan lain sebagainya.
"Jadi kalau masyarakat yang membutuhkan data bisa langsung membuka di aplikasi itu. Tidak lagi datang ke kantor. Ataupun kalau datang di kantor bisa langsung membuka di komputer yang sudah disediakan di loby," tukasnya.
Yang terakhir kata Elvis, aplikasi Simponi Indah, yang bertujuan untuk mempromosikan produk industri kecil. Yang dikaitkan dengan web, sehingga masyarakat baik di dalam daerah, nasional maupun international bisa mengetahui produk industri yang ada di seluruh Maluku.
Dirinya berharap kedepan ada lagi aplikasi yang membantu mempermudah pelayanan publik di Dinas.
"Kita sedang mengkaji terus, yang beralih ke IT supaya semua bisa berjalan dengan cepat, lancar dan bisa mempermudah masyarakat memperoleh informasi," pungkasnya.