Wakil ketua DPRD Nias Utara, Fatizaro Hulu |Foto: istimewa |
Nias Utara,- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nias Utara, Fatizaro Hulu berharap kepada Pemerintah Daerah Nias Utara jangan mencoba-coba memberikan air yang tidak higienis kepada masyarakat.
Hal itu disampaikannya karena akhir-akhir ini beredar informasi bahwa sumber air yang baru dibangun didesa maziaya kecamatan Lotu diduga tidak higienis karena berasal dari aliran pembuangan masyarakat. Padahal anggaran pembangunan Sumber air itu sebesar 3 miliar lebih.
"Kami dari DPRD berharap kepada Pemerintah daerah jangan mencoba-coba memberikan air yang tidak higienis kepada masyarakat apalagi kalau sumber air tersebut dari pembuangan masyarakat, saya pikir itu sangat berbahaya," ketus Fatizaro Hulu saat diwawancarai wartanias.com diruang kerjanya kantor DPRD Nias Utara di Lotu, Selasa (27/11/2018).
Informasi dugaan tidak bersihnya sumber air dari maziaya itu, sebelumnya Fatizaro Hulu juga mengaku pernah mendengarnya melalui salah seorang anggota DPRD.
"Hal ini pernah kami dengar saat pembahasan di DPRD, oleh salah satu anggota DPRD saudara Noferman zega menyampaikan bahwa sumber air yang baru dibangun sekarang ini di desa maziaya itu diduga tidak higienis, dan waktu itu kadis PUPR mengatakan akan segera meneliti kebenarannya," tambahnya.
Fatizaro menyarankan kepada pemerintah daerah, Sumber air yang baru dibangun didesa maziaya tersebut lebih baik ditinjau kembali, karena air itu nantinya selain masyarakat yang mengkonsumsi, juga akan dialirkan ke Rumah Sakit Pratama dan seluruh kantor-kantor pemerintahan di Lotu.
Ditempat terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kabupaten Nias Utara, Taruli Zega mengaku sebelum dimulai tahapan pekerjaan pada pembangunan sumber air maziaya itu pernah memberi saran kepada Kadis PUPR agar sumber air tersebut dipindahkan. Namun menurutnya, saran tersebut tidak dihiraukan.
"Jauh-jauh hari saya sudah mengatakan hal ini kepada kadis PUPR agar dipertimbangkan sumber air yang sedang dibangun itu sekarang, bahkan saya pernah memberitahu sumber air yang lain dan layak tapi tidak dihiraukan. Tidak ada solusi lain, diambil sampelnya dan diuji dilaboratorium," ucap Taruli. (Haogô Zega)