Palu, Info Breaking News - Ini yang dikatakan sebagai kesempatan dalam kesesakan, Saat gempa terjadi an bangunan lapas dan rutan roboh, sebagian besar para napi langsung ambil langkah seribu melarikan diri, ketimbang mati tertimpa reruntuhan pada tragedi tsunami Sulteng itu
Peristiwqa larinya 560 narapidana (Napi) terjadi saat semua orang panik, setelah lampu padam dan tembok roboh akibat diguncang gempa. Kondisi ini ditambah dengan jumlah petugas yang sedikit karena sibuk menyelamatkan diri saat gempa dan tsunami terjadi.
" Jangankan mencari napi yang lari, para petugas juga panik dan berusaha menyelamatkan diri sendiri (saat gempa terjadi)," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Palu, Adhi Yan Ricoh kepada Info Breaking News, Senin (1/10/2018).
Terkait upaya pencarian napi yang melarikan diri, ia mengatakan pihaknya belum berpikir ke arah itu lantaran semua pihak, termasuk kepolisian masih sibuk mengurus para korban gempa bumi.
" Jangankan untuk mencari napi yang lari, kondisi yang kami alami ini saja belum sempat dilaporkan ke pusat, karena tidak ada listrik dan tidak ada jaringan telekomunikasi," ujarnya.
Adhi menyebut bangunan lapas mengalami kerusakan parah akibat diguncang gempa dengan magnitudo 7,4 skala Richter.
Selain kerusakan fisik, gempa yang mengguncang Donggala dan Palu pada Jumat lalu juga menyisakan trauma dan luka fisik pada warga.
Berdasar data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) hingga Minggu (30/09/2018) jumlah korban jiwa mencapai 504 orang, 540 luka-luka, dan 17 ribu warga mengungsi.*** Edward Supusepa.