Suwignyo ditemuka tergeletak dengan luka bakar di tengah sawah, diduga ia tewas tersambar petir. (foto: ilustrasi) |
Kasubag Humas Polres Blora Iptu Eko Septi menjelaskan, kejadian bermula pukul 16.30 WIB, pada saat korban selesai bekerja dari Kantor Desa sebagai PHL (Pegawai Harian Lepas), korban pulang ke rumah untuk melaksanakan Sholat Ashar. Setelah selesai melaksanakan Sholat, korban berangkat kesawah sekira pukul 16.00 WIB. Sesampainya di sawah turun hujan lebat disertai Petir.
Korban belum juga kembali kerumah hingga larut malam, dan membuat cemas keluarganya sehingga memutuskan untuk mencarinya di sawah. Alangkah kagetnya korban ditemukan sekira pukul 19.00 WIB sudah tidak bernyawa tergletak di sawah oleh orang tuanya sendiri bernama Suwarno (60). Kemudian bersama warga setempat, korban langsung diangkat dan dibawa pulang kerumah.
"Benar, kemarin petang telah terjadi orang meninggal terasambar petir di Desa Tengger, Kec. Japah. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa oleh bapaknya sendiri. Setelah dievakuasi warga setempat, Kemudian melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Japah," terangnya, Selasa (02/01/18).
Kabar tewasnya Suwignyo cepat menyebar luas ke telinga warga. Dalam waktu sekejap, warga berdatangan untuk melihat kondisi Suwignyo. Selain itu Perangkat Desa, Polisi petugas medis Puskesmas setempat yang mendapat laporan, segera menuju ke rumah duka untuk memeriksa kondisi korban.
"Dari identifikasi petugas Polsek Japah bersama Puskesmas Kec. Japah, tidak menemukan adanya tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. Korban murni meninggal karena tersambar petir. Ini diperkuat adanya luka bakar di bagian kepala belakang kiri, Luka bakar di pinggang bawah, luka bakar di betis bagian kanan dan luka bakar di paha bagian kiri korban," pungkas Iptu Eko Septi.
Ia meminta agar seluruh warga berhati-hati ketika di sawah. Saat turun hujan disertai petir, diharapkan untuk segera berlindung atau pulang. Agar tidak terjadi lagi jatuh korban akibat tersambar petir. (res-infoblora)