Sesuai namanya, kedua varietas unggulan tersebut merupakan hasil pemuliaan melalui rekayasa genetik untuk menghasilkan indukan baru yang memiliki kelebihan dari sisi pertumbuhannya yang cepat, ketahanan terhadap penyakit, dan kondisi lingkungan.
Staf Advisor Pemuliaan Nila dan Emas Balai Pengembangan Budidaya Ikan Nila dan Mas Wanayasa, Arief Maulana mengatakan, khusus Nirwana, pihaknya sudah melakukan distribusi ke-34 provinsi se-Indonesia.
"Kami bahkan sudah mengekspornya hingga ke Filipina," kata Arief, Kamis (27/4).
Dijelaskannya, Nila Nirwana asli Wanayasa tersebut memiliki banyak keunggulan, di antaranya laju pertumbuhan lebih cepat.
"Kami sudah merilis Nirwana sebanyak tiga kali sejak 2006 lalu. Ada pun saat ini kami sudah menghasilkan calon induk Nirwana III (generasi ke-3) secara genetik," ujarnya.
Indukan tersebut akan disebar dan didistribusikan ke tingkat petani budidaya.
"Rangkaian proses pemuliaannya mulai dari great grand paren stock (GGPS), grand parent stock (GPS), dan
parent stock (PS). PS inilah yang disebarkan ke seluruh Indonesia," kata Arief.
Untuk satu paket, kata Arief, dihargai Rp2,5 juta.
"Terdiri dari 100 jantan dan 300 betina. Satu betina dapat menghasilkan seribu ekor larva, sehingga total potensi yang bisa didapat dalam satu paket adalah
300.000 ekor larva per siklus produksi," ujarnya.
Dalam satu siklus produksi Nirwana III, sambung Arief, membutuhkan waktu 45-60 hari.
"Bandingkan dengan jenis Nila lainnya yang rata-rata membutuhkan waktu produksi di atas 100 hari," ujarnya.
Sebelum diperoleh Nirwana III, pihaknya memuliakan Nirwana I pada 2006, kemudian Nirwana II pada 2011 yang secara respons selektif pertumbuhannya lebih cepat 15,08 persen dibandingkan Nirwana I.
"Baru pada 2016 kami menghasilkan Nirwana III dengan keunggulan pertumbuhan 32,6 persen dibandingkan generasi sebelumnya," kata dia.
Terkait ikan Mas Ras Wanayasa (Marwana) berawal dari keinginan mencari ikan dengan laju petumbuhan cepat.
"Kami melakukan seleksi individu dari 4 strain ikan mas unggulan. Keempatnya adalah Mas Majalaya, Mas Sutisna, Mas Wildan, dan Mas Rajagaluh," ujarnya.
Dari seleksi individu tersebut, kata Arief, dipilihlah Ras Majalaya yang ukurannya pendek dan dagingnya tebal.
"Ketika dikawin silangkan ternyata diperoleh anakan dengan ukuran pendek daging tebal dan ukuran panjang daging tebal," katanya.
Arief menyebutkan, distribusi Nirwana dan Marwana untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional.
"Manfaat bagi petani dari sisi ekonomi konsumsi pakan lebih rendah dan waktu tanam lebih cepat, tahan penyakit," ucapnya.(DeR)