"Dalam pertemuan resosialisasi tingkat desa di Segeran kemarin, kami sudah menyampaikan di hadapan pemerintahan setempat, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh ulama, dan kelompok Sdr.Nurjali yang menolak Seismik, bahwa rekomendasi dari DPRD untuk mengadakan kajian tentang tanaman Jeruk sudah dilaksanakan oleh tim Peneliti Institut Pertanian Bogor dan Universitas Wiralodra Indramayu," ujar Chief Humas Seismik 3D Akasia Besar, Adhie Salahudin Achmad, Rabu (26/10/16) kemarin.
Ia menjelaskan, selain sudah adanya kajian tersebut, pihak pemerintah pusat dari tim Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah mengadakan verifikasi atas pengaduan dari warga yang menolak adanya survei seismik.
"Selain menemui Sdr. Nurjali (ketua IMS, -red.), tim verifikasi KLHK sebelumnya telah menemui tim Seismik 3D Akasia Besar," kata Adhie.
Ia menambahkan, bahwa pelaksanaan survei seismik sangat penting dilakukan guna mengetahui kandungan minyak, mengingat cadangan minyak Indoneaia sudah mulai menipis."Mestinya kita bangga menjadi bagian dari program pusat terkait upaya penyediaan migas nasional," terangnya.
Oleh karenanya, ia mengharapkan agar warga yang menolak diminta kesadarannya guna mendukung program pemerintah pusat terkait migas, dan jangan sampai terpengaruh oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. "Pertemuan terbuka di Balai Desa Segeran kemarin, ditutup tanpa ada kesepakatan. Kami menunggu tindaklanjut dari pertemuan kemarin," jelasnya.
Sebelumnya, moderator acara pertemuan, Ustad Muadzom juga mengatakan bahwa kesepakatan belum bisa diambil, masih perlu mengadakan pertemuan lanjutan, agar tidak ada konflik. "Perlu berkepala dingin untuk mengambil keputusan," tandasnya.