Polda Panggil Lima Sultan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Penulis : Dimaz
Minggu, 02 Oktober 2016

KRAKSAAN – Setelah menetapkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebagai tersangka kasus penipuan, Polda Jatim kini membidik lima sultan yang ada di Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Saat ini, Polda Jatim sudah melayangkan surat panggilan pada  lima sultan tersebut.

Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Cecep Ibrahim menegaskan hal ini, Sabtu (1/10/2016) saat dikonfirmasi. Menurutnya, ada tiga kasus yang menjerat Dimas Kanjeng sebagai tersangka. Yaitu, dua kasus pembunuhan dan satu kasus penipuan.  Untuk dugaan kasus penipuan, hingga kini sudah ada tiga korban yang melapor ke Polda Jatim.

"Sudah ada tiga korban yang melapor atas dugaan kasus penipuan. Dua korban asal Jawa Timur dan satu korban lagi dari luar Jawa Timur,"  katanya. Cecep menjelaskan, dalam penyidikan itu, pihaknya harus  memanggil sejumlah Sultan  untuk dimintai keterangan.

Mengingat, modus penipuan itu hampir semuanya melewati Sultan yang berada di bawah Dimas Kanjeng langsung. Menurutnya, jumlah Sultan di Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, sangat banyak. Bahkan, hampir di semua daerah yang tersebar di Nusantara, ada Sultan yang bertugas sebagai koordinator.

"Untuk saat ini, ada lima Sultan yang kami panggil. Empat orang sudah memberikan konfirmasi kehadiran. Sementara satu belum," ujarnya. Apakah kelima sultan bisa menjadi tersangka, Cecep belum bsia memastikan.

Menurutnya,  pemeriksaan pada lima sultan itu penting untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan para sultan dalam proses pengumpulan dana dari pengikut. Hingga kemudian, dana sampai di tangan tersangka Dimas Kanjeng tersebut.

"Belum ada calon tersangka baru. Namun, kami perlu memeriksa sultan-sultan yang ada di Padepokan," terangnya. Selain memeriksa lima sultan, Cecep memastikan, dalam kasus dugaan penipuan ini, Polda Jatim akan menelusuri aset-aset tersangka Dimas Kanjeng yang diperoleh dari hasil penipuan.

Bahkan menurutnya, ada aset milik tersangka Dimas Kanjeng yang berasal dari kasus dugaan penipuan yang dilakukannya. "Pasti ada aset dari hasil penipuan itu. Makanya, kami bakal menelusuri aset-aset tersangka. Kemudian, diselidiki apakah hasil dari kasus penipuan atau tidak?," lanjutnya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan ada beberapa sultan Padepokan di wilayah Kabupaten Probolinggo. Namun, sudah lama para sultan itu tidak muncul atau tidak diketahui keberadaannya. Seperti Sultan Suryono yang tinggal di Desa Krejengan Kecamatan Krejengan  Kabupaten Probolinggo.

Setelah kasus pembunuhan terhadap Abdul Gani dan Ismail Hidayah mencuat, Suryono tidak lagi terlihat. Bahkan saat didatangi ke rumahnya di Desa Krejengan, Suryono  tidak ada di sana. Kades Krejengan, Huda yang kebetulan tetangga Suryono mengatakan, dirinya sudah lama tidak melihat dan mengetahui keberadaan Suryono.

Tepatnya setelah sejumlah kasus yang menimpa Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi mencuat. "Saya tidak tahu sekarang ada di mana. Soalnya, sudah lama  juga tidak ketemu dan tidak ada komunikasi juga dengan Pak Suryono," katanya.

Ada juga sultan yang bernama Muhammad asal Desa Sumberlele, Kecamatan Kraksaan. Muhammad punya rumah mewah di Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan. Kemudian, sultan yang bernama Nur Yasin yang tinggal  di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan.

Sama dengan Suryono, penelusuran di lapangan tidak menemukan para sultan ini di rumah mereka. Diketahui, korban dugaan penipuan Dimas Kanjen Taat Pribadi, terus bertambah. Warga yang merasa tertipu Dimas Kanjeng, mulai berani datang dan mengaku ke pihak kepolisian. (maz)

Laproan : Dimaz
Editor    : Wan

//

Subscribe to receive free email updates: