Lawan SBY, Ruhut Sudah dapat Tawaran Baru di Tempat Lain?
Berita Islam 24H - Selama di Partai Demokrat, Ruhut Sitompul selalu menjadi yang terdepan dalam membela partai juga Susilo Bambang Yudhoyono beserta keluarganya. Namun, situasi berubah ketika Jakarta mendekati ke momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Sejak jauh hari, Ruhut menegaskan sikapnya. Ia mendukung Basuki Tjahaja Purnama melanjutkan jabatan yang dia dapat dari warisan gubernur sebelumnya, Joko Widodo, tersebut.
Keteguhan Ruhut itu pun mendapat ujian berat jelang masa pendaftaran calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Partai tempat dia bernaung, mengambil langkah mengejutkan sekaligus sangat bertentangan dengan pilihan politiknya.
Dengan menggandeng tiga partai lain, yaitu Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan, Demokrat memutuskan mengusung anak sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono. Empat partai yang terhimpun dalam Koalisi Cikeas itu memasangkan Agus dengan birokrat, mantan politikus, dan aktivis yang sarat pengalaman, Sylviana Murni.
Namun, dengan terang benderang, tanpa ewuh pekewuh atau basa-basi, Ruhut tetap konsisten dengan sikap awalnya. Ia mendukung Ahok yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sekaligus menentang pencalonan Agus.
Keputusan itu pun membuat Demokrat kebakaran jenggot. Sejumlah elitenya, termasuk anak kedua SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, memintanya mundur. Salah satu pertanyaan yang mengemuka adalah mengapa Ruhut, yang begitu setia membela sebelumnya, ternyata berani menentang keputusan SBY juga partainya? Mantan koleganya di Demokrat, yang juga orang dekat Anas Urbaningrum mencoba memberikan jawaban.
"Mungkin sekarang Ruhut sudah sadar bahwa selama ini hanya disuruh jadi tukang gebuk. Sekarang dia ingin jadi orang yang punya sikap dan pendirian. Itu hal yang bagus," kata Tridianto kepada VIVA.co.id, Minggu, 2 Oktober 2016.
Meskipun demikian, Tridianto mengingatkan bahwa berdasarkan pengalamannya, setiap partai mempunyai aturan main dan garis kebijakan. Begitu juga dengan Demokrat.
"Kalau Ruhut masih mau di Demokrat, ya ikut keputusan partai. Kalau melawan keputusan partai, ya berarti sudah tidak ingin di Demokrat," ujar mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Cilacap tersebut.
Selain kemungkinan sadar jika selama ini hanya jadi tukang gebuk, Tridianto menduga mantan pemain sinetron itu sudah mendapat tawaran posisi baru di tempat lain.
"Jadi, ya terserah Ruhut mau pilih yang mana," kata dia.
Sebelumnya, saat dikonfirmasi VIVA.co.id, Ruhut menegaskan tidak akan masuk ke partai manapun jika keluar dari Partai Demokrat. Dia mengklaim Demokrat adalah partai terakhirnya.
Ruhut pun mengaku akan menjalani kehidupan ke depan secara wajar. Bila tidak di Demokrat lagi, dia percaya ada sesuatu yang lebih besar yang menantinya. [beritaislam24h.com / vnc]