"Hati Saya tak Terima Disuruh Teriak-Teriak Dukung Ahok"
Berita Islam 24H - Boy Sadikin buka-bukaan terkait keputusannya hengkang dari partai berlambang banteng moncong putih.
Mantan Ketua DPD PDIP DKI ini mengaku tak bisa menerima keputusan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, yang memilih mengusung petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI 2017.
Menurut Boy, partai yang sudah dibesarkannnya itu, kini sudah melenceng jauh dari ideologi dasar PDIP sebagaimana yang dia yakini selama ini.
"Tidak mungkin (ikut mendukung Ahok), karena tidak sesuai hati nurani saya. Masa hati saya tidak menerima, tapi disuruh teriak-teriak dukung Ahok," ujar Boy saat berbincang dengan TeropongSenayan, Jakarta, Minggu (2/10/2016).
Boy juga menegaskan, bahwa dirinya bukan tipe orang yang bisa berpura-pura dan membohongi hati nurani. Sehinga jika tetap bertahan di PDIP, sama saja dirinya seperti orang munafik.
Boy mengungkapkan, kebijakan dan sikap Ahok selama memimpin DKI sangat jauh bertolak belakang dengan ideologi partai yang selama ini dia yakini.
Selain itu, kata Boy, hal paling prinsip dan mendasar sehingga membuat dirinya tak bisa menerima Ahok adalah sikap dan ucapan mantan Bupati Belitung Timur itu yang tak sesuai dengan adat ketimuran, sebagaimana yang ia dapatkan dari mendiang almarhum ayahnya, Ali Sadikin semasa hidup.
Lebih jauh, pria yang kini didaulat menjadi Ketua Tim Relawan Pemenangan Anies-Sandi ini menerangkan, nilai-nilai luhur nenek moyang Indonesia bagian penting untuk diwariskan kepada generasi muda bangsa.
"Saya yakin semua orang tua di Indonesia juga menanamkan budaya timur itu ke dalam diri anaknya," ujar Boy.
"Masyarakat kita, termasuk warga Betawi dikenal dengan keramah tamahannya, bahkan terhadap orang asing. Kepribadian kita juga kental dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul dengan siapapun. Saling menghargai dan tolong menolong, menjaga tali silaturahmi antar sesama, religius dan santun," ujar Boy.
Sedangkan gaya kepemimpinan dan komunikasi Ahok, menurut Boy sama sekali tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur para pendahulu bangsa.
"Ucapan dan tindakan Ahok selalu menyakiti banyak orang. Bawahannya dibentak-bentak di depan umum, rakyat miskin digusur, diusir sambil dicaci maki. Ini tidak pernah terjadi sepanjang sejarah kita bernegara," ungkap Boy.
"Jadi, ini tidak ada kaitannya dengan SARA. Kalau itu (SARA) saya sudah selesai, saya ini sejak SD sampai pendidikan menengah di sekolah katolik kok," ujar Boy.
"Pemimpin itu teladan bagi masyarakat. Tapi orang ini (Ahok) merusak akal sehat, hampir setiap hari marah-marah, teriak sana-sini sambil mata melotot. Tidak tergambar sama sekali budaya dan corak ketimuran, identitas kita sebagai masyarakat Indonesia hilang," kata Boy menambahkan.
Boy Sadikin sebelumnya sudah resmi menyatakan keluar sebagai kader PDIP. Pengunduran diri tersebut tertuang dalam surat yang ia tujukan kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri tertanggal, Rabu (21/9/2016) bertepatan dengan keputusan PDIP mendukung petahana Ahok.
Dalam surat itu, Boy tak lupa menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas pilihan dan perjuangannya ini, baik selama menjadi anggota atau pengurus di PDIP DKI Jakarta. [beritaislam24h.com / tsc]