AMBON - BERITA MALUKU. Maksud untuk evakuasi pasien Covid-19 ke RSUP dr. J. Leimena yang berada di kawasan Wailela, Desa Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon, Mobil ambulance yang membawa pasien Covid-19 dari RSUD dr. M. Haulussy, Kudamati, Nusaniwe, tersesat di pemukiman warga.
Al hasil, mobil yang ditumpangi Tim Medis berpakain lengkap Alat Pelindung Diri (APD) dan Pasien Covid-19 membuat masyarakat yang berada di seputar kawasan Ebhenhaezer, Rumah Tiga pantai, resah dan panik.
Menurut salah satu warga Rumah Tiga, Victor Pattikawa, peristiwa ini terjadi pada Rabu (27/05) sekitar pukul 11.00 WIT, saat ia bersama beberapa warga lainnya sementara melakukan rapat di kantor desa (Gasebo), terlihat mobil ambulance yang kebingungan mencari jalan masuk ke RSUP dr. Leimena.
"Kita sementara melaksanakan rapat di kantor desa, tiba-tiba mobil ambulance lewat dengan kaca mobil yang terbuka. Didalamnya terdapat supir dan tim medis dengan berpakaian lengkap APD, kami mengira bahwa ini mau menjemput masyarakat terpapar Covid-19, ternyata di dalamnya ada pasien Covid-19. Setelah ditelusuri mereka mau ke RSUP dr. J. Leimena tetapi tidak tahu jalan, akhirnya ada salah satu diantara kami yang menuntun jalan untuk menuju RSUP," tutur Pattikawa saat dimintai keterangan terkait peristiwa ini, Rabu (27/05).
Ia mengakui, dari peristiwa ini membuat masyarakat menjadi resah dan panik, bahkan ada warga yang mengamuk.
"Tadi ada warga yang ngamuk, karena mobil ambulance yang membawa pasien Covid-19 dengan kaca mobil terbuka lewat di depan rumahnya, pada saat itu anaknya lagi bermain,"ucapnya.
Dirinya menilai, peristiwa ini terjadi karena tidak ada koordinasi antara Gugus Tugas Penanangan Pencegahan Covid-19 Maluku, pihak RSUD dr. M. Haulussy dengan RSUP dr. J. Leimena.
"Seharusnya selama pasien Covid-19 dievakuasi ke RSUP Leimena, harus ada personil yang ditugaskan untuk mengarahkan jalan masuk ke RSUP. Tapi ini tidak ada sama sekali, akhirnya mobil ambulance yang membawa Pasien Covid-19 salah masuk, yang seharusnya masuk dari lorong service, tapi mereka masuk dari lorong Prabowo, akhirnya tersesat," tuturnya.
Karena menurutnya, jalan masuk ke RSUP hanya satu mata jalan, yang setiap harinya dilewati masyatakat.
"Karena itu saya minta agar ada personil yang ditugaskan di areal jalan tersebut, untuk mengarahkan jalan masuk, supaya kalau mobil ambulance masuk, masyarakat yang melewati jalan dihentikan dulu, sampai mobil ambulance lewat dulu, baru masyarakat masuk. Karena jalan masuknya hanya satu jalur, RSUP belum ada jalan masuk masih pakai jalan msyarakat . Karena itu harus dibuat tim, pasien masuk jam berapa, kemudian dikoordinasikan agar masyarakat tetap diam dirumah saat ambulance mau lewat. Kalau tidak akan menimbulkan kepanikan ditengah masyarakat," pintanya.
Menurutnya, kepanikan bukan hanya melanda masyarakat, tetapi juga security yang melakukan penjagaan di lobi IGD RSUP.
"Tadi sacurity juga panik, mobil ambulance mereka kira tidak membawa pasien. Setelah tim medis turun dengan APD dan pasien Covid-19 akhirnya mereka lari dan menghindar dari lobi IGD karena takut. Hal ini terjadi karena tidak koordinasi apapun," pungkasnya.
Al hasil, mobil yang ditumpangi Tim Medis berpakain lengkap Alat Pelindung Diri (APD) dan Pasien Covid-19 membuat masyarakat yang berada di seputar kawasan Ebhenhaezer, Rumah Tiga pantai, resah dan panik.
Menurut salah satu warga Rumah Tiga, Victor Pattikawa, peristiwa ini terjadi pada Rabu (27/05) sekitar pukul 11.00 WIT, saat ia bersama beberapa warga lainnya sementara melakukan rapat di kantor desa (Gasebo), terlihat mobil ambulance yang kebingungan mencari jalan masuk ke RSUP dr. Leimena.
"Kita sementara melaksanakan rapat di kantor desa, tiba-tiba mobil ambulance lewat dengan kaca mobil yang terbuka. Didalamnya terdapat supir dan tim medis dengan berpakaian lengkap APD, kami mengira bahwa ini mau menjemput masyarakat terpapar Covid-19, ternyata di dalamnya ada pasien Covid-19. Setelah ditelusuri mereka mau ke RSUP dr. J. Leimena tetapi tidak tahu jalan, akhirnya ada salah satu diantara kami yang menuntun jalan untuk menuju RSUP," tutur Pattikawa saat dimintai keterangan terkait peristiwa ini, Rabu (27/05).
Ia mengakui, dari peristiwa ini membuat masyarakat menjadi resah dan panik, bahkan ada warga yang mengamuk.
"Tadi ada warga yang ngamuk, karena mobil ambulance yang membawa pasien Covid-19 dengan kaca mobil terbuka lewat di depan rumahnya, pada saat itu anaknya lagi bermain,"ucapnya.
Dirinya menilai, peristiwa ini terjadi karena tidak ada koordinasi antara Gugus Tugas Penanangan Pencegahan Covid-19 Maluku, pihak RSUD dr. M. Haulussy dengan RSUP dr. J. Leimena.
"Seharusnya selama pasien Covid-19 dievakuasi ke RSUP Leimena, harus ada personil yang ditugaskan untuk mengarahkan jalan masuk ke RSUP. Tapi ini tidak ada sama sekali, akhirnya mobil ambulance yang membawa Pasien Covid-19 salah masuk, yang seharusnya masuk dari lorong service, tapi mereka masuk dari lorong Prabowo, akhirnya tersesat," tuturnya.
Karena menurutnya, jalan masuk ke RSUP hanya satu mata jalan, yang setiap harinya dilewati masyatakat.
"Karena itu saya minta agar ada personil yang ditugaskan di areal jalan tersebut, untuk mengarahkan jalan masuk, supaya kalau mobil ambulance masuk, masyarakat yang melewati jalan dihentikan dulu, sampai mobil ambulance lewat dulu, baru masyarakat masuk. Karena jalan masuknya hanya satu jalur, RSUP belum ada jalan masuk masih pakai jalan msyarakat . Karena itu harus dibuat tim, pasien masuk jam berapa, kemudian dikoordinasikan agar masyarakat tetap diam dirumah saat ambulance mau lewat. Kalau tidak akan menimbulkan kepanikan ditengah masyarakat," pintanya.
Menurutnya, kepanikan bukan hanya melanda masyarakat, tetapi juga security yang melakukan penjagaan di lobi IGD RSUP.
"Tadi sacurity juga panik, mobil ambulance mereka kira tidak membawa pasien. Setelah tim medis turun dengan APD dan pasien Covid-19 akhirnya mereka lari dan menghindar dari lobi IGD karena takut. Hal ini terjadi karena tidak koordinasi apapun," pungkasnya.