NAMROLE - BERITA MALUKU. Berdasarkan hasil Rapid Test Corona Virus Disease (Covid-19) yang dilakukan oleh petugas medis dari Tim Gustu Kabupaten Buru Selatan (Bursel) terhadap salah satu warga Desa Leku Kecamatan Namrole berinisial JW (48), dinyatakan positif reaktif terjangkit Covid-19.
Demikian keterangan Bupati Buru Selatan Tagop Sudarsono Soulisa kepada pers di ruang rapatnya di Kantor Bupati setempat, Kamis kemarin(30/4).
"Kita suda mengikuti protokol di bidang kesehatan maupun perhubungan. Namun ternyata kita harus mengakui bahwa ada penambahan 1 orang PDP berinisial JW (48), seorang perempuan dari desa Leku," jelas Tagop Soulisa.
Kata Tagop, telah dilakukan Rapid Test sebahyak 2 kali terhadap orang tersebut dan terdapat tanda-tanda reaktif itu 80 persen positif yang dilakukan petugas medis selama dua hari, Rabu dan Kamis (kemarin).
Bupati dua periode ini mengatakan, pasien JW ini bukanlah sebagai pelaku perjalanan keluar daerah. Akan tetapi JW hanyalah warga Desa Leku yang mengunjungi anaknya yang tinggal di desa tetangga, Desa Wamsisi Kecamatan Waesama.
"Yang bersangkutan pergi mengunjungi anaknya di Wamsisi dan kemudian di Wamsisi sakit dengan gejala klinis batuk-batuk, pilek. Kemudian dibawa ke puskesmas dan diperiksa namun tidak sembuh-sembuh, kemudian dirujuk ke RSUD Namrole dilakukan Rapid Test, dan terkonfirmasi reaktif terhadap hasil tersebut," jelas Tagop Soulisa.
Tagop Soulisa katakan pasien tersebut saat ini sedang diisolasi mandiri di RSUD dengan tetap berharap agar tim medis harus tetap menggunakan APD sebagai standar penanganan kasus Covid-19.
"Saat ini kondisi pasien baik-baik saja, mungkin karena usianya 48 tahun. Sehingga belum ada tanda-tanda menurunnya fisik, pasien tetap isoliasi mandiri di RSU," jelas Tagop Soulisa.
Kata Bupati, jika proses isolasi mandiri selama seminggu kedepan dan kondisinya belum juga membaik, maka akan segerah di rujuk ke Rumah Sakit Rujukan di Kota Ambon.
Pemerintah daerah jelas Tagop telah melakukan tracking terhadap jejak pasien JW ini. Dan hasilnya ternyata JW telah melakukan kontak dengan 18 orang yang tersebar di Tiga Desa. Ketiga desa tersebut yakni Desa Leku dan Desa Labuang Kecamatan Namrole, serta desa Wamsisi kecamatan Waisama.
"Pemerintah daerah telah melakukan tracking terhadap PDP (JW) ini, dan ternyata suda melakukan kontak dengan 18 orang. Dan akan berkembang (tracking) lagi dari 18 orang kesekian orang yang akan kita telusuri. Kita akan menjaga protap-protap yang ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah secara nasional maupun WHO," jelas Tagop Soulisa.
Teradap ke 18 orang itu suda diambil data-data mereka untuk dilakukan Rapid Test kepada mereka. Hal itu dilakukan guna memastikan apakah mereka terkontaminasi dengan Covid-19 atau tidak.
"Sekarang kita punya 2 PDP, 1 PDP yang ada di Ambon yang terkonfirmasi positif sesuai sweb Test dan PCR yang hasilnya reaktif 80 persen," ujar Tagop.
Kata Bupati bahwa sebelumnya ada 7 orang dalam pengawasan (ODP) yang telah sembuh, ternyata ada 1 OPD baru.
"Penambahan 1 ODP, awalnya ODP kita 7 orang suda sembuh, ada 1 ODP yang sempat terkontaminasi dari keluarganya di Surabaya berinisial LA (21) dari desa Waemasing kecamatan Waisama. Yang bersangkutan punya gejala klinis dan hasil Rapid Test itu non reaktif," jelas Tagop Soulisa. Sambungnya, yang bersangkutan tetap diisolasi mandiri.
Sambungan Tagop Soulisa untuk 10 hari kedepan akan dilakukan Rapid Test kembali, apabila hasilnya non reaktif maka akan dikembalikan ke rumah.
Menurutnya, saat ini terjangkit nya bukan dijarenakan transformasi dari orang per orang dari satu tempat ke tempat lain. Tetapi telah ada tanda-tanda terjadi karena transmisi yang terjadi di lokal yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang fatal.
"Sekarang kesadaran masyarakat untuk menjaga diri, melindungi diri dari berbagai macam, pelindung diri harus menjadi perhatian. Mencuci tangan, memakai masker, menjaga social distanding (menjaga jarak), tidak melakukan komunikasi masal atau social distancing," jelas Tagop Soulisa.
Masih kata Bupati, semua itu telah menjadi standar bagi pemerintah agar mencegah penyebaran Covid-19 dengan memutus mata-rantainya. (AZMI)
Demikian keterangan Bupati Buru Selatan Tagop Sudarsono Soulisa kepada pers di ruang rapatnya di Kantor Bupati setempat, Kamis kemarin(30/4).
"Kita suda mengikuti protokol di bidang kesehatan maupun perhubungan. Namun ternyata kita harus mengakui bahwa ada penambahan 1 orang PDP berinisial JW (48), seorang perempuan dari desa Leku," jelas Tagop Soulisa.
Kata Tagop, telah dilakukan Rapid Test sebahyak 2 kali terhadap orang tersebut dan terdapat tanda-tanda reaktif itu 80 persen positif yang dilakukan petugas medis selama dua hari, Rabu dan Kamis (kemarin).
Bupati dua periode ini mengatakan, pasien JW ini bukanlah sebagai pelaku perjalanan keluar daerah. Akan tetapi JW hanyalah warga Desa Leku yang mengunjungi anaknya yang tinggal di desa tetangga, Desa Wamsisi Kecamatan Waesama.
"Yang bersangkutan pergi mengunjungi anaknya di Wamsisi dan kemudian di Wamsisi sakit dengan gejala klinis batuk-batuk, pilek. Kemudian dibawa ke puskesmas dan diperiksa namun tidak sembuh-sembuh, kemudian dirujuk ke RSUD Namrole dilakukan Rapid Test, dan terkonfirmasi reaktif terhadap hasil tersebut," jelas Tagop Soulisa.
Tagop Soulisa katakan pasien tersebut saat ini sedang diisolasi mandiri di RSUD dengan tetap berharap agar tim medis harus tetap menggunakan APD sebagai standar penanganan kasus Covid-19.
"Saat ini kondisi pasien baik-baik saja, mungkin karena usianya 48 tahun. Sehingga belum ada tanda-tanda menurunnya fisik, pasien tetap isoliasi mandiri di RSU," jelas Tagop Soulisa.
Kata Bupati, jika proses isolasi mandiri selama seminggu kedepan dan kondisinya belum juga membaik, maka akan segerah di rujuk ke Rumah Sakit Rujukan di Kota Ambon.
Pemerintah daerah jelas Tagop telah melakukan tracking terhadap jejak pasien JW ini. Dan hasilnya ternyata JW telah melakukan kontak dengan 18 orang yang tersebar di Tiga Desa. Ketiga desa tersebut yakni Desa Leku dan Desa Labuang Kecamatan Namrole, serta desa Wamsisi kecamatan Waisama.
"Pemerintah daerah telah melakukan tracking terhadap PDP (JW) ini, dan ternyata suda melakukan kontak dengan 18 orang. Dan akan berkembang (tracking) lagi dari 18 orang kesekian orang yang akan kita telusuri. Kita akan menjaga protap-protap yang ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah secara nasional maupun WHO," jelas Tagop Soulisa.
Teradap ke 18 orang itu suda diambil data-data mereka untuk dilakukan Rapid Test kepada mereka. Hal itu dilakukan guna memastikan apakah mereka terkontaminasi dengan Covid-19 atau tidak.
"Sekarang kita punya 2 PDP, 1 PDP yang ada di Ambon yang terkonfirmasi positif sesuai sweb Test dan PCR yang hasilnya reaktif 80 persen," ujar Tagop.
Kata Bupati bahwa sebelumnya ada 7 orang dalam pengawasan (ODP) yang telah sembuh, ternyata ada 1 OPD baru.
"Penambahan 1 ODP, awalnya ODP kita 7 orang suda sembuh, ada 1 ODP yang sempat terkontaminasi dari keluarganya di Surabaya berinisial LA (21) dari desa Waemasing kecamatan Waisama. Yang bersangkutan punya gejala klinis dan hasil Rapid Test itu non reaktif," jelas Tagop Soulisa. Sambungnya, yang bersangkutan tetap diisolasi mandiri.
Sambungan Tagop Soulisa untuk 10 hari kedepan akan dilakukan Rapid Test kembali, apabila hasilnya non reaktif maka akan dikembalikan ke rumah.
Menurutnya, saat ini terjangkit nya bukan dijarenakan transformasi dari orang per orang dari satu tempat ke tempat lain. Tetapi telah ada tanda-tanda terjadi karena transmisi yang terjadi di lokal yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang fatal.
"Sekarang kesadaran masyarakat untuk menjaga diri, melindungi diri dari berbagai macam, pelindung diri harus menjadi perhatian. Mencuci tangan, memakai masker, menjaga social distanding (menjaga jarak), tidak melakukan komunikasi masal atau social distancing," jelas Tagop Soulisa.
Masih kata Bupati, semua itu telah menjadi standar bagi pemerintah agar mencegah penyebaran Covid-19 dengan memutus mata-rantainya. (AZMI)