AMBON - BERITA MALUKU. Pemerintah Daerah Provinsi Maluku telah menyiapkan sejumlah Gedung menjadi tempat isolasi bagi pelaku perjalanan (pendatang) yang baru tiba di Ambon baik menggunakan jasa penerbangan maupun kapal laut.
"Jadi kami sudah siapkan asamara haji dan diklat keagamaan sebagai tempat isolasi bagi pelaku perjalanan yang bukan orang Maluku selama 14 hari, sedangkan orang Maluku tetap menjalani isolasi di rumahnya sendiri," ujar Ketua tim gugus tugas pencegahan dan penanganan Virus Corona (Covid-19) Provinsi Maluku, Kasrul Selang, Minggu (29/03).
Menurutnya, jika dalam menjalani isolasi, ada keluhan kondisi kesehatan dari pelaku perjalanan, maka langsung dipindahkan ke LPMP dan Balai Diklat Perikanan.
"Itu belum ada tindakan medis apa-apa cuma dia bilang panas dan sebagainya. Ditempat tersebut dikelompokan sebagai Orang Dalam Pemantuan (ODP)," ujarnya.
Dikatakan, setelah dipindahkan namun masih ada juga keluhan kesehatan, seperti demam, batuk, maka langsung dipindahkan ke Balai Diklat BPSDM, Waiheru. Dan jika kondisi parah (kritis) barulah dibawa ke RSUD dr. M Haulussy, atau RSUP dr. J. Leimena.
Terkait ada penolakan dari warga sekitar disekitar tempat isolasi orang dalam perjalanam tersebut, pihaknya akan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyebaran dan pencegahannya.
"Basudara semua tahu, ditempat itu tidak usah khawatir karena virus ini menyebar hanya melalui sentuhan dengan orang. Kalau berbicara langsung maka jaga jarak paling tinggi 2 meter. Jadi itu yang akan kita edukasi ke masyarakat sekitar, kita mawas ia, tapi tidak perlu panik berlebihan, untuk itu kita edukasi ke maasyarakat, jangan sampai disini kita menolak, jangan bicara begitu," pungkasnya.
"Jadi kami sudah siapkan asamara haji dan diklat keagamaan sebagai tempat isolasi bagi pelaku perjalanan yang bukan orang Maluku selama 14 hari, sedangkan orang Maluku tetap menjalani isolasi di rumahnya sendiri," ujar Ketua tim gugus tugas pencegahan dan penanganan Virus Corona (Covid-19) Provinsi Maluku, Kasrul Selang, Minggu (29/03).
Menurutnya, jika dalam menjalani isolasi, ada keluhan kondisi kesehatan dari pelaku perjalanan, maka langsung dipindahkan ke LPMP dan Balai Diklat Perikanan.
"Itu belum ada tindakan medis apa-apa cuma dia bilang panas dan sebagainya. Ditempat tersebut dikelompokan sebagai Orang Dalam Pemantuan (ODP)," ujarnya.
Dikatakan, setelah dipindahkan namun masih ada juga keluhan kesehatan, seperti demam, batuk, maka langsung dipindahkan ke Balai Diklat BPSDM, Waiheru. Dan jika kondisi parah (kritis) barulah dibawa ke RSUD dr. M Haulussy, atau RSUP dr. J. Leimena.
Terkait ada penolakan dari warga sekitar disekitar tempat isolasi orang dalam perjalanam tersebut, pihaknya akan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyebaran dan pencegahannya.
"Basudara semua tahu, ditempat itu tidak usah khawatir karena virus ini menyebar hanya melalui sentuhan dengan orang. Kalau berbicara langsung maka jaga jarak paling tinggi 2 meter. Jadi itu yang akan kita edukasi ke masyarakat sekitar, kita mawas ia, tapi tidak perlu panik berlebihan, untuk itu kita edukasi ke maasyarakat, jangan sampai disini kita menolak, jangan bicara begitu," pungkasnya.