Semarang, Info Breaking News – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo secara khusus akan memanggil sejumlah perusahaan yang diduga terlibat dalam pencemaran sungai Bengawan Solo.
Hingga kini, Ganjar mengatakan pihaknya terus berupaya mengumpulkan data di lapangan terkait tercemarnya aliran sungai Bengawan Solo. Tim tersebut terdiri dari pihak Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Jateng beserta beberapa Kabupaten/Kota lain di sepanjang aliran sungai.
"Tim LHK sudah turun, dibantu Pemkab Blora, Solo, Karanganyar, Sukoharjo dan beberapa di Wonogiri. Tim sudah mengumpulkan beberapa sampel air, lalu dinas ESDM kami minta checking dan sudah terkumpul hasilnya," kata Ganjar.
Rencananya, Ganjar beserta jajarannya akan mengadakan rapat pekan depan untuk membahas hasil temuan yang diperoleh. Setelah itu, akan diambil tindakan-tindakan sesuai hasil temuan.
"Hasilnya sudah terkumpul, minggu depan kami rapatkan," tambahnya.
Terkait siapa yang bertanggung jawab terhadap pencemaran air sungai Bengawan Solo, Ganjar masih belum dapat menyimpulkan. Namun, dari laporan yang sudah ada, didapat indikasi beberapa potensi yang menjadi penyebab pencemaran, yakni industri tekstil, peternakan babi dan alkohol.
"Indikasi itu yang kemarin terkumpul. Kita lihat nanti prosesnya seperti apa, apakah faktor kesengajaan atau yang lain. Nanti kita akan panggil mereka," tuturnya.
Sekadar diketahui, sungai Bengawan Solo tercemar limbah yang diduga dari industri tekstil, kotoran babi, dan alkohol. Hal itu menyebabkan air sungai Bengawan Solo tak lagi dapat dijadikan sebagai sumber air bersih. Padahal, banyak warga di sepanjang aliran sungai tersebut yang mengandalkan air bersih dari Bengawan Solo.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Ammy Rita mengatakan, dari hasil investigasi, Bengawan Solo tercemar oleh limbah dari industri kecil alkohol, batik dan peternakan babi.
"Sejak ada aduan masyarakat mengenai pencemaran air Bengawan Solo, kami langsung menerjunkan tim. Dari sampel air sungai yang diambil, memang ditemukan pencemaran cukup signifikan," kata Ammy, Rabu (20/11/2019).
Ammy menerangkan, hasil temuan tim di lapangan bahwa pencemaran Bengawan Solo disebabkan oleh limbah industri kecil, seperti industri alkohol, batik dan peternakan babi.
Selain itu, dari hasil investigasi juga ditemukan adanya dugaan industri besar yang ikut mencemari aliran sungai Bengawan Solo. Terkait temuan dugaan pencemaran oleh industri besar, pihaknya mengatakan sedang melakukan klarifikasi lebih lanjut ke perusahaan-perusahaan yang bersangkutan atas hasil temuan itu.
Tim lanjut Ammy juga menginventarisasi sejumlah industri yang ada di sepanjang aliran Bengawan Solo. Setidaknya, terdapat 142 industri kecil alkohol, 37 industri tahu, puluhan industri batik, serta industri peternakan.
"Untuk sementara tim masih di lapangan guna pengumpulan data lebih detail. Sampai hari ini tim masih bekerja," tuturnya. ***Yohanes Suroso