AMBON - BERITA MALUKU. Setibanya di Ambon, Gubernur Maluku, Murad Ismail langsung meninjau pengungsi korban Gempa, yang berada di RSUD. M Haulussy Ambon.
Gubernur didampingi Penjabat Sekda, Kasrul Selang, Kepala BPBD Maluku, Farida Salampessy, Kepala Dinas Kesehatan Maluku, Meykal Pontoh, Kepala Dinas Sosial, Sartono Pining, General Manager PT PLN Unit Induk wilayah MMU, Romantika Dwi Juni Putra, tiba di RS berplat merah tersebut pukul 23.00 WIT, langsung meninjau pengungsi maupun pasien yang tengah dirawat di tenda darurat yang berada di halaman depan RS.
Disela-sela tinjauan, kepada awak media, Gubernur mengatakan, kepanikan yang terjadi pasca Gempa, dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat.
"Ini kita kurang sosialisasi, kalau di Jepang saya lihat di TV, brosur-brosur, dibuat ketika ada gempa orang di dalam gedung atau rumah, tidak perlu lari langsung keluar, semustinya mereka mencari perlindungan di bawa meja atau tempat tidur, karena gempa tidak lama. Paling lama 10 detik, nanti tidak ada goyangan lagi baru dia keluar," ujarnya.
"Yang tadi celaka ada yang patah tangan, terkena tembok yang roboh, itu karena panik. Ibunya selamat, anaknya tidak selamat. Jadi seakan-akan anak jadi tameng," sambungnya.
Dirinya mengutarakan, informasi yang beredar di masyarakat bahwa akan terjadi Gempa yang lebih kuat lagi, itu adalah HOAX.
"Istri saya baru telepon saya, pa Nanti malam ada lagi. Jangan kita mendahului Tuhan kita sama-sama berdoa, mudah-mudahan Tuhan kasih kita cobaan tidak berkelanjutan," ucapnya.
Ditanya mengenai biaya korban luka-luka akibat Gempa yang dirawat di RS, ungkap Mantan Dankor Brimob Polri ini, semuanya korban akan dibiayai oleh pemda.
"Semuanya saya tanggungjawab. Kalau ada yang meminta upah, tolong kasi tau sama saya, biara saya luruskan hal-hal yg tidak lurus," tandasnya.
Bahkan dirinya mengungkapkan, bahwa Kepala BNPB, Doni Munardo akam tiba di Ambon, untuk meninjau dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait Gempa.
Gubernur didampingi Penjabat Sekda, Kasrul Selang, Kepala BPBD Maluku, Farida Salampessy, Kepala Dinas Kesehatan Maluku, Meykal Pontoh, Kepala Dinas Sosial, Sartono Pining, General Manager PT PLN Unit Induk wilayah MMU, Romantika Dwi Juni Putra, tiba di RS berplat merah tersebut pukul 23.00 WIT, langsung meninjau pengungsi maupun pasien yang tengah dirawat di tenda darurat yang berada di halaman depan RS.
Disela-sela tinjauan, kepada awak media, Gubernur mengatakan, kepanikan yang terjadi pasca Gempa, dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat.
"Ini kita kurang sosialisasi, kalau di Jepang saya lihat di TV, brosur-brosur, dibuat ketika ada gempa orang di dalam gedung atau rumah, tidak perlu lari langsung keluar, semustinya mereka mencari perlindungan di bawa meja atau tempat tidur, karena gempa tidak lama. Paling lama 10 detik, nanti tidak ada goyangan lagi baru dia keluar," ujarnya.
"Yang tadi celaka ada yang patah tangan, terkena tembok yang roboh, itu karena panik. Ibunya selamat, anaknya tidak selamat. Jadi seakan-akan anak jadi tameng," sambungnya.
Dirinya mengutarakan, informasi yang beredar di masyarakat bahwa akan terjadi Gempa yang lebih kuat lagi, itu adalah HOAX.
"Istri saya baru telepon saya, pa Nanti malam ada lagi. Jangan kita mendahului Tuhan kita sama-sama berdoa, mudah-mudahan Tuhan kasih kita cobaan tidak berkelanjutan," ucapnya.
Ditanya mengenai biaya korban luka-luka akibat Gempa yang dirawat di RS, ungkap Mantan Dankor Brimob Polri ini, semuanya korban akan dibiayai oleh pemda.
"Semuanya saya tanggungjawab. Kalau ada yang meminta upah, tolong kasi tau sama saya, biara saya luruskan hal-hal yg tidak lurus," tandasnya.
Bahkan dirinya mengungkapkan, bahwa Kepala BNPB, Doni Munardo akam tiba di Ambon, untuk meninjau dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait Gempa.