Pattiselano Akui Nilai Ekspor Maluku Terus Meningkat
AMBON - BERITA MALUKU. Kinerja Tim Percepatan Eskport Maluku, yang terdiri dari Balai Karantina, Bea Cukai, Dinas Peridunstrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku dan Pelindo patut diapareasi. Pasalnya ditangan tim yang dibentuk sejak tahun 2017 ini terus mendorong eksportir yang ada di bumi seribu pulau ini, bisa langsung mengeskpor dari Maluku.
Seperti hal yang dilakukan oleh CV Sumber Harta Laut, yang mengekspor 25 Ton Yellowfin Tuna ke Thailand menggunakan Kapal Meratus Kampar dari pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Selasa (30/07).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano kepada awak media disela-sela ekspor perdana Yellowfin Tuna mengatakan, upaya tim percepatan eskpor sangat membantu dalam meningkatkan eskpor.
Terbukti, hingga pekan ketiga Juli 2019, tercatat nilai ekspor langsung komoditi hasil laut dari Ambon, Maluku melalui Bandara Internasional Pattimura maupun Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon mencapai 7,3 Juta US Dollar. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2018 lalu.
"Delama 11 bulan di tahun 2018, nilai ekspor langsung sebesar 10,8 Juta US Dollar. Peningkatan jauh sekali dibandingkan tahun lalu. Tahun ini baru bulan ketujuh (Juli) ini saja nilai ekspor sudah 7,3 atau 7,6 Juta US Dollar," tuturnya.
Hingga saat ini, kata dia menambahkan, jumlah ekaportir hasil laut dari Maluku sudah bertambah menjadi tujuh eksportir.
Terbaru, adalah PT. Sumber Harta Laut Mas yang kemarin, Selasa (30/7) melakukan ekspor perdana yellowfin tuna (tuna ekor kuning) sebanyak 25 ton menuju Thailand dengan menggunakan kapal laut dengan nilai ekapor sebesar 55.000 US dollar atau setara dengan Rp. 781 Juta .
"Jadi kita sudah punya tujuh ekaportir sekarang dan Thailand menjadi negara tujuan baru untuk ekspor tuna," sambungnya.
Sebelumnya, kata dia, negara-negara tujuan hasil laut berupa ikan tuna adalah Amerika, Jepang, Australia, Malaysia, Singapura.
"Kalo yang fresh (tuna segar) Jepang terbanyak. Kalau tuna frozen (beku), Amerika terbanyak," jelasnya.
Olehnya itu, kata dia lanjut, diharapkan tahun ini ada peningkatan sebesar 10 persen untuk nilai ekspor langsung dari Ambon, Maluku.
Sekedar tahu, yellowfin tuna yang diekspor oleh PT. Sumber Harta Laut Mas merupakan tuna beku.
Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Maluku, Kasrul Selang pada kesempatan tersebut meminta agar eksportir baru ini bisa berkelanjutan dalam melakukan eskpor langsung dari Ambon, Maluku.
Kakanwil Bea Cukai Maluku, Finari Manan pada kesmepatan tersebut mengatakan moment ekspor perdana Harta Sumber Laut Mas menjadi moment bagus untuk memperlihatkan kepada para investor bagaimana Tim Percepatan ekspor Maluku bersinergi dalam memberikan fasilitas dan kemudahan dari sisi prosedur hingga proses izin sehingga para eksportir maupun investor nyaman untuk melakukan kegiatan ekspor langsung dari Ambon.
"Kami berharap akan muncul eksportir baru tidak hanya di sumber daya laut saja tapi juga sumber daya alam lainnya," tandasnya.
AMBON - BERITA MALUKU. Kinerja Tim Percepatan Eskport Maluku, yang terdiri dari Balai Karantina, Bea Cukai, Dinas Peridunstrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku dan Pelindo patut diapareasi. Pasalnya ditangan tim yang dibentuk sejak tahun 2017 ini terus mendorong eksportir yang ada di bumi seribu pulau ini, bisa langsung mengeskpor dari Maluku.
Seperti hal yang dilakukan oleh CV Sumber Harta Laut, yang mengekspor 25 Ton Yellowfin Tuna ke Thailand menggunakan Kapal Meratus Kampar dari pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Selasa (30/07).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano kepada awak media disela-sela ekspor perdana Yellowfin Tuna mengatakan, upaya tim percepatan eskpor sangat membantu dalam meningkatkan eskpor.
Terbukti, hingga pekan ketiga Juli 2019, tercatat nilai ekspor langsung komoditi hasil laut dari Ambon, Maluku melalui Bandara Internasional Pattimura maupun Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon mencapai 7,3 Juta US Dollar. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2018 lalu.
"Delama 11 bulan di tahun 2018, nilai ekspor langsung sebesar 10,8 Juta US Dollar. Peningkatan jauh sekali dibandingkan tahun lalu. Tahun ini baru bulan ketujuh (Juli) ini saja nilai ekspor sudah 7,3 atau 7,6 Juta US Dollar," tuturnya.
Hingga saat ini, kata dia menambahkan, jumlah ekaportir hasil laut dari Maluku sudah bertambah menjadi tujuh eksportir.
Terbaru, adalah PT. Sumber Harta Laut Mas yang kemarin, Selasa (30/7) melakukan ekspor perdana yellowfin tuna (tuna ekor kuning) sebanyak 25 ton menuju Thailand dengan menggunakan kapal laut dengan nilai ekapor sebesar 55.000 US dollar atau setara dengan Rp. 781 Juta .
"Jadi kita sudah punya tujuh ekaportir sekarang dan Thailand menjadi negara tujuan baru untuk ekspor tuna," sambungnya.
Sebelumnya, kata dia, negara-negara tujuan hasil laut berupa ikan tuna adalah Amerika, Jepang, Australia, Malaysia, Singapura.
"Kalo yang fresh (tuna segar) Jepang terbanyak. Kalau tuna frozen (beku), Amerika terbanyak," jelasnya.
Olehnya itu, kata dia lanjut, diharapkan tahun ini ada peningkatan sebesar 10 persen untuk nilai ekspor langsung dari Ambon, Maluku.
Sekedar tahu, yellowfin tuna yang diekspor oleh PT. Sumber Harta Laut Mas merupakan tuna beku.
Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Maluku, Kasrul Selang pada kesempatan tersebut meminta agar eksportir baru ini bisa berkelanjutan dalam melakukan eskpor langsung dari Ambon, Maluku.
Kakanwil Bea Cukai Maluku, Finari Manan pada kesmepatan tersebut mengatakan moment ekspor perdana Harta Sumber Laut Mas menjadi moment bagus untuk memperlihatkan kepada para investor bagaimana Tim Percepatan ekspor Maluku bersinergi dalam memberikan fasilitas dan kemudahan dari sisi prosedur hingga proses izin sehingga para eksportir maupun investor nyaman untuk melakukan kegiatan ekspor langsung dari Ambon.
"Kami berharap akan muncul eksportir baru tidak hanya di sumber daya laut saja tapi juga sumber daya alam lainnya," tandasnya.