NAMROLE - BERITA MALUKU. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buru Selatan (Bursel) launching Toko Tani diikuti 6 Kecamatan di Buru Selatan berbasis Pangan Lokal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buru Selatan, Abdul Hakim Tuanakota mengatakan, sesuai Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan dimana pada Ayat (1) mengisyaratkan bahwa pemerintah bersama-sama masyarakat bertanggungjawab untuk mewujudkan ketahanan pangan yang optimal dan kontinyu.
Dikatakan, selain itu juga pihaknya juga mengadakan kegiatan Gelar Pangan Lokal dan kegiatan Lomba Cipta Menu dianggap penting, karena bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat pada keanekaragaman pangan lokal sekaligus untuk mempromosikan pangan lokal sebagai komoditas yang mampu bersaing secara komersial di tingkat provinsi hingga nasional.
"Kami laksanaka keguatan itu dengan mempromosikan pemanfaatan dan pengembangan pangan lokal setiap daerah," ujar Tuankotta kepada media ini di ruang kerjanya akhir pekan kemarin.
Jelasnya, pengembangan ragam pangan dari sisi konsumsi tentu dapat memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya pola pangan harapan (PPH) dari 86,0 pada tahun 2017 menjadi 90,4 pada tahun 2018 secara nasional.
Penganekaragam pangan pada prinsipnya bukan hanya penganekaragaman sumber karbohidrat, melainkan juga mendorong konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) termasuk juga untuk sumber protein, maupun vitamin dan mineral.
Sambungnya bahwa pihaknya akan mengagendakan kegiatan cipta menu berbasis pangan lokal ini setiap tahun. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat. (AZMI)
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buru Selatan, Abdul Hakim Tuanakota mengatakan, sesuai Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan dimana pada Ayat (1) mengisyaratkan bahwa pemerintah bersama-sama masyarakat bertanggungjawab untuk mewujudkan ketahanan pangan yang optimal dan kontinyu.
Dikatakan, selain itu juga pihaknya juga mengadakan kegiatan Gelar Pangan Lokal dan kegiatan Lomba Cipta Menu dianggap penting, karena bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat pada keanekaragaman pangan lokal sekaligus untuk mempromosikan pangan lokal sebagai komoditas yang mampu bersaing secara komersial di tingkat provinsi hingga nasional.
"Kami laksanaka keguatan itu dengan mempromosikan pemanfaatan dan pengembangan pangan lokal setiap daerah," ujar Tuankotta kepada media ini di ruang kerjanya akhir pekan kemarin.
Jelasnya, pengembangan ragam pangan dari sisi konsumsi tentu dapat memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya pola pangan harapan (PPH) dari 86,0 pada tahun 2017 menjadi 90,4 pada tahun 2018 secara nasional.
Penganekaragam pangan pada prinsipnya bukan hanya penganekaragaman sumber karbohidrat, melainkan juga mendorong konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) termasuk juga untuk sumber protein, maupun vitamin dan mineral.
Sambungnya bahwa pihaknya akan mengagendakan kegiatan cipta menu berbasis pangan lokal ini setiap tahun. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat. (AZMI)