BANDUNG – Mewakili Gubernur, Kepala Seksi Kepeloporan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat Ade Romadya secara resmi menutup kegiatan Pelatihan Kepemudaan (bootcamp) Jabar Future Leader (JFL) di menara Gedung Sate Bandung, Minggu (24/02/19).
Ke-30 peserta JFL telah dinyatakan lulus dan siap bertugas mulai hari Senin (25/02/19). Masing-masing peserta akan bertugas sebagai ajudan gubernur selama empat hari secara bergantian.
Ade mengungkapkan, program JFL ini diharapkan dapat membentuk kedisiplinan serta sikap patuh kepada atasan, sebagai persiapan seluruh peserta sebelum diturunkan sebagai ajudan. Ade juga berpesan agar seluruh peserta selalu siap menjalankan tugas ajudan dengan segala resikonya.
"Pelajaran yang dapat kita petik dalam kegiatan pelatihan ini antara lain menciptakan disiplin, menciptakan (sikap) patuh kepada atasan melalui rantai komando yang kuat dan jelas, serta siap melaksanakan tugas berat dari organisasi dan mensukseskan misi maupun visi organisasi," ujar Ade dalam sambutannya.
"Hasil bootcamp kali ini diharapkan mampu diimplementasikan dalam menjalankan tugas ajudan gubernur. Kalian harus siap dengan segala resiko, ingatlah kalian adalah orang-orang terpilih," katanya.
Ketua tim peserta Doni Irwansyah mengaku, meski masih merasa takut melakukan kesalahan dalam bertugas, namun timnya akan membuka komunikasi antar anggota tim untuk saling berbagi informasi seputar pelaksanaan tugas sebagai ajudan gubernur. Baginya, pelatihan JFL ini sangat berperan dalam membentuk kedisiplinan dan wawasan baru terkait kepemerintahan.
"Kami memang takut salah, baru lihat Kang Emil (sapaan akrab Gubernur Jabar) saja sudah melongo. Nanti kita akan buka komunikasi antar anggota tim yang bertugas, boleh bebas saling bertanya pada anggota yang sudah selesai menjalankan tugasnya," kata Doni.
Begitu pula dengan Herwin Hermansyah. Salah satu peserta ajudan gubernur yang tuli ini mengaku bahwa kegiatan JFL ini sangat mengubah pola pikirnya. Dibantu penerjemah, Herwin mengatakan dirinya semakin percaya diri dan berpandangan positif, meski awalnya ia merasa bingung dan kesulitan bersosialisasi. Ia menuturkan, JFL ini telah membentuknya untuk lebih percaya diri dalam membantu teman-temannya yang sesama tuli.
"Mungkin di Jawa Barat ini pertama kalinya akan ada ajudan tuli untuk gubernur, bahkan mungkin pertama di Indonesia. Saya harap akan ada JFL-JFL selanjutnya," kata Herwin dibantu penerjemahnya.
"Sebelum mengikuti acara sampai sekarang, saya lebih percaya diri untuk membantu teman-teman tuli ketika nanti kedepannya ada yang membutuhkan bantuan tentang protokoler dan pemerintahan, dan saya lebih yakin bahwa Jawa Barat bisa lebih ramah disabilitas," paparnya.