Bowo Dirompikan Aib Memalukan |
Jakarta, Info Breaking News – Tertangkap tangannya anggota DPR RI Bowo Sidik Pangarso dengan uang senilai Rp 6 Miliar yang sudah dipecah pecah tukaran lembar Rp 20 ribuan dan Rp 50 ribuan yang dimasukkan kedalam karus 84 kardus Indomie, dimana didalamnya juga sudah disediakan jumlah uang dalam 400.000, amplop bertanda khusus, yang disita KPK dari sebuah apartemen milik Bowo dikawasan Jakarta Selatan, jelas indikasinya uang haram itu untuk Bowo bagikan dalam serangan fajar menjelang Pileg dan Pilpres Dua minggu mendatang.
Hitamnya gaya politisi edan mengotori demokrasi negeri ini, adalah modus yang banyak dilakukan saat menjelang Pemilu atau Pilkada, sehingga publik tidak heran mengapa sebegitu banyak pejabat publik ditangkapi karena kejahatan korupsi.
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan dugaan adanya 'cap jempol' dalam 400 ribu amplop milik anggota DPR Bowo Sidik Pangarso yang tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Melalui akun Twitternya, @Dahnilanzar, dia menuliskan amplop tersebut memiliki kode yang mengarah kepada calon presiden tertentu. Dahnil juga mempertanyakan mengapa KPK tidak membuka amplop-amplop tersebut dalam gelar barang bukti.
"Saya apresiasi OTT terhadap politisi Golkar, tapi bu Basaria @KPK_RI kenapa tidak dibuka dan tunjukkan 400 ribu amplop-amplop yang berisi uang 20 ribuan dan 50 ribuan yang diduga ada cap jempolnya itu?" tulis Dahnil, kepada Info Breaking News, Jumat (29/3/2019) di Jakarta.
"Kebiasaan @KPK_RI ketika konpres membuka barang bukti. Kenapa Bu Basaria melarang membuka barang bukti termasuk 400 ribu amplop-amplop yang sudah ada kode-kode capres tertentu tersebut. Publik perlu tahu," tulisnya lagi.
KPK menduga amplop-amplop tersebut akan digunakan dalam 'serangan fajar'. Diketahui, Bowo merupakan calon anggota legislatif asal Partai Golkar pada daerah pemilihan Jawa Tengah II. Dan akibatnya sejumlah elit KPK pun geram dengan kenajisan permainan kotor Bowo ini yang dipastikan nanti akan dituntut seumur hidup, guna pembelajaran bagi yang lain, walau dipastikan juga tidak akan membuat para koruptor kapok, sekalipun akan dijatuhi hukuman mati. Seperti Narkoba, semakin banyak dihukum mati dan hukuman berat ke Nusakambangan, tetap saja semakin menggila peredaran narkoba, begitu juga halnya pemberantasan korupsi. Itulah gambaran mentalitas pejabat publik dinegeri kita yang diperjuangankan dengan darah dan airmata oleh para pejuang republik kita. *** Candra Wibawanti.