KRAKSAAN - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo H Soeparwiyono secara resmi membuka rapat kerja (raker I) Dewan Pengawas dan Manajemen RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan workshop tentang manajemen kinerja dan cost containment dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit pada era JKN di ruang pertemuan Tengger Kantor Bupati Probolinggo, Rabu (14/11/2018).
Kegiatan ini diikuti oleh Dewan Pengawas terdiri dari Dr dr Widodo (Ketua), Tanto Walono dan dr Shodiq Tjahjono (anggota) serta dr Mirrah Samiyah (Sekretaris). Hadir pula para manajemen, para pejabat eselon III dan IV serta Ketua Komite Medik dan Ketua Komite Keperawatan RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. Endang Astuti mengatakan berdasarkan analisis TOWS saat ini RSUD Waluyo Jati Kraksaan berada pada kuadran I (Strenght-Oppurtunities). Rumah sakit memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan kekuatan tersebut. "Strategi yang akan dilakukan oleh rumah sakit diantaranya related diversification, market development, product development dan kemitraan (aliansi)," katanya.
Menurut Endang, arah bisnis RSUD Waluyo Jati Kraksaan tahun 2018-2023 berdasarkan RPJMD untuk kebijakan dasarnya diantaranya penyelenggaraan manajemen rumah sakit yang akuntabel, implementasi PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) di rumah sakit serta tata kelola klinik dan tata kelola rumah sakit yang good governance.
"Sasaran strategis RSUD Waluyo Jati Kraksaan tahun 2018-2023 adalah menjadi rumah sakit yang terstandarisasi secara nasional dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan," jelasnya.
Endang menambahkan program prioritas RSUD Waluyo Jati Kraksaan tahun 2018 diantaranya review master plan, pengembangan dan pemanfaatan SIMRS, persiapan menuju kelas B, program keunikan RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan pelaksanaan survey indeks kepuasan masyarakat dan kepuasan karyawan.
"Untuk program prioritas tahun 2019, RSUD Waluyo Jati Kraksaan memiliki rencana program keunggulan diantaranya pengembangan poli klinik eksekutif, pengembangan pelayanan instalasi rehabilitasi medik, pengembangan pelayanan hemodialisa, rawat inap NICU level III serta pengembangan pelayanan instalasi laboratorium," tegasnya.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo H. Soeparwiyono berharap seluruh petugas di rumah sakit baik dokter, perawat, bidan, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya selalu meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya agar dapat melayani masyarakat yang semakin kompleks.
"Disamping itu kita sebagai insan pemberi layanan di instansi pemerintah harus selalu memperhatikan regulasi yang terkait dengan pelayanan publik termasuk kepastian pelayanan seperti waktu tunggu di pelayanan rawat jalan, waktu tunggu pelayanan di ruang operasi, kepastian visite pasien rawat inap dan waktu tunggu di pelayanan penunjang medis dan non medis.
Sekda Soeparwiyono juga mengharapkan para dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya menyempatkan waktu untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga agar kesadaran akan kesehatan dapat meningkat.
"Tenaga profesi harus mempunyai loyalitas yang tinggi kepada RSUD Waluyo Jati sebagai tempat mengabdi para profesi pemberi asuhan diharapkan semakin tahun semakin meningkat mutu pelayanannya, semakin solid, semangat yang tinggi, kerja sama yang baik dan semakin berkurang keluhan-keluhan terkait pelayanan yang berasal dari masyarakat agar RSUD Waluyo Jati semakin berjaya," jelasnya.
RSUD Waluyo Jati sebagai organisasi pemerintah daerah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan (PPK) BLUD, Sekda Soeparwiyono mengharapkan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pelayanan dan kinerja keuangan secara selaras dan berkesinambungan agar tetap terlaksana mutu pelayanan yang sesuai standar dan peningkatan keselamatan pasien dengan tetap melakukan pengendalian mutu dan pengendalian biaya.
"Sesuai dengan rencana pemerintah bahwa Universal Health Coverage untuk program JKN ditargetkan pada akhir tahun 2019, sehingga semua masyarakat yang berobat ke RSUD Waluyo Jati mayoritas adalah peserta JKN. Oleh karena itu saya berharap bahwa semua pasien yang berobat baik pasien peserta JKN maupun pasien umum tetap diberi pelayanan yang sama (non diskriminatif) karena mau tidak mau target sistem pembiayaan kesehatan melalui asuransi (JKN) harus kita laksanakan," terangnya.
Menurut Sekda Soeparwiyono menyampaikan bahwa program prioritas pembangunan Kabupaten Probolinggo ada 3 (tiga) meliputi peningkatan pelayanan pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan dan peningkatan infrastruktur.
"Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya berharap agar pelayanan di RSUD Waluyo Jati yang menurut saya sudah cukup baik, agar lebih ditingkatkan lagi dengan sikap lebih ramah, nyaman dan kecepatan pelayanan pasien, tanggap dan lain sebagainya. Dengan harapan pasien senang, nyaman dan tentunya bisa termotivasi untuk cepat sembuh," pungkasnya.
Sedangkan Ketua Dewan Pengawas RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr Widodo menyampaikan laporannya di hadapan para manajemen RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Menurutnya, laporan Dewan Pengawas yang disampaikan ini adalah hasil pelaksanaan pembinaan dan pengawasan serta penilaian yang dilaksanakan oleh Dewan Pengawas BLUD pada tahun 2018.
"Kerja keras pejabat pengelola dalam peningkatan kinerja BLUD dan komunikasi yang baik dalam berkoordinasi selama ini tercermin dalam hal penerapan RSB dan RBA, tata kelola, pelayanan, sarana prasarana, SDM dan SIM RS. Selain itu, kinerja BLUD RSUD Kabupaten Probolinggo telah dilaksanakan sangat baik sesuai dengan RSB dan RBA setiap tahunnya," katanya. (Zidni Ilman)