Sistem Presensi Pegawai Online (SPPO) yang dicetuskan oleh Lapas Kelas IIA Sidoarjo sudah siap dioperasikan. Teknologi ini bakal dianjurkan guna diadopsi ke tingkat Kementerian. SURABAYA – Kanwil Kemenkumham Jatim beserta UPT jajaran terus-menerus berinovasi. Terutama dalam pemanfaatan Trknologi Informasi untuk menunjang tugas dan fungsinya. Kali ini Lapas Kelas IIA Sidoarjo meluncurkan dua aplikasi sekaligus. Dua aplikasi tersebut adalah Sistem Presensi Pegawai Online (SPPO) dan SMS Broadcast untuk Keluarga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Kedua aplikasi itu diluncurkan oleh Kakanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati, Rabu (29/8/2018). Pada aplikasi SPPO, pimpinan bisa memantau waktu kedatangan anak buahnya di kantor. Meskipun, pimpinan tidak sedang berada di kantor. Pasalnya, sistem finger print yang ada akan terkoneksi dengan aplikasi di smartphone milik pimpinan. "Selain itu, laporannya juga terkoneksi dengan aplikasi WhatsApp yang dimiliki pimpinan," ujar Kasi Binadik Lapas Sidoarjo Mufakhom. Sedangkan pada aplikasi kedua berfungsi sebagai sara komunikasi dengan keluarga WBK. Setiap ada kegiatan di dalam Lapas akan diinformasikan kepada keluarga WBK melalui SMS. "Seperti informasi/ \pengumuman jika besok kunjungan ditiadakan karena ada situasi tertentu," lanjut Mufakhom. Inovasi di bidang IT ini mendapat apresiasi dari Kakanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati. Menurutnya, aplikasi ini sangat berguna untuk menunjang kinerja sehari-hari. Terutama untuk pengendalian pegawai. "Ini masuk dalam upaya kita melakukan reformasi birokrasi di bidang manajemen kepegawaian," terangnya. Untuk itu, Susy tak segan untuk mengadopsi sistem tersebut di Kantor Wilayah dan UPT lain di Jatim. Sehingga, kedisiplinan pegawai akan semakin meningkat. "Ini bagus sekali, kalau perlu akan kita ajukan agar diadopsi ke tingkat Kementerian," harapnya. Apalagi, menurutnya biaya yang dikeluarkan relatif murah. Untum pembuatan aplikasi 'hanya' butuh biaya Rp 5 juta. Dan Rp 100 ribu/tahun untuk biaya admin. Sedangkan aplikasi SMS broadcast menurut Kakanwil sangat membantu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Karena keluarga bisa mendapatkan informasi tentang WBP secara real time. "Saya masih menginginkan pak Jumadi untuk terus berinovasi di Sidoarjo. Karena di sini paling lengkap layanan berbasis IT-nya," terangnya. Memang, selama 6 bulan terakhir, Lapas Sidoarjo sudah meluncurkan 4 aplikasi berbasis IT. Mulai dari kunjungan besukan, pelayanan hak-hak warga binaan berbasis SDP, presensi online dan SMS broadcast.
Sumber : duta.co |