Dimulai pada hari Jumat waktu setempat atau Sabtu (24/3/2018) WIB. Aksi massa turun ke jalan didominasi anak-anak muda, termasuk kalangan pelajar. Momen langka tersebut dipicu penembakan massal yang menewaskan 17 siswa di Marjory Stoneman Douglas High School, sebuah SMA di Parkland, Florida bulan Februari lalu.
Salah satu remaja yang selamat dari pembantaian massal di SMA tersebut telah bersuara dalam gerakan anti-senjata dan memimpin kritik terhadap Presiden AS Donald Trump.
"Setiap orang yang berbicara masih muda. Kami tidak memiliki siapa pun di atas usia 20 tahun, karena ini adalah kisah kami, "kata korban selamat dalam penembakan massal di Parkland, Cameron Kasky, kepada NPR.
"Generasi kami harus berurusan dengan ini sepanjang waktu. Sudah waktunya kita bicara. Anda tahu, Anda dapat mengirim pemikiran dan doa Anda. Ini adalah pemikiran kami. Anda harus mendengarkan sekarang," lanjut Kasky.
Puncak demo besar-besaran diprediksi terjadi hari Sabtu waktu AS atau Minggu (25/3/2018) WIB. Massa anak muda ini menyerukan larangan penggunaan jenis senjata serbu dan magazine berkapasitas tinggi yang sering digunakan dalam penembakan di sekolah.
Menurut laporan Gun Violence Archive, ada 49 penembakan massal di AS sepanjang tahun ini. Dari hampir 9.000 orang yang tewas atau pun terluka dalam tiga bulan pertama tahun 2018, sekitar 596 orang di antaranya berusia antara 12 hingga 17 tahun.