Selain pasangnya air laut, pihak ASDP mengantisipasi surutnya air laut akibat fenomena alam yang terjadi 100 tahun sekali itu. Prediksi ketinggian gelombang di Pelabuhan Merak diprediksi mencapai 1-1,5 meter.
"Memang setelah koordinasi dengan BMKG itu ada pasang-surutnya. Kalaupun dia pasang itu sekitar 1-1,5 (meter), kalaupun surut itu sampai 1 meter dan itu masih normal kalau di pelabuhan, anginnya juga masih normal. Mungkin alur yang biasanya akan terjadi setiap jam 5," kata pelaksana harian Humas PT ASDP Indonesia Ferry Merak Ado Warsono saat dimintai konfirmasi, Rabu (31/1/2018).
Dilansir dari detikcom, jika terjadi perubahan cuaca ekstrem, kapal-kapal yang beroperasi akan dikurangi untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kapal-kapal berkapasitas di bawah 5.000 gross ton (GT) ada kemungkinan tidak akan dioperasikan.
"Kalau itu (operasional kapal) lihat situasi, kalau gelombang tinggi kapal-kapal kecil nggak berani sandar, dengan sendirinya kalau alur besar angin kencang itu tidak akan sandar," ujarnya.
Pengoperasian dermaga juga akan mengikuti keadaan cuaca saat fenomena gerhana bulan langka terjadi. Ado mengatakan dermaga 4, 5, dan 6 biasanya akan ditutup jika alur laut dan gelombang tinggi.
"Itu dermaga 4, 5, 6 bisa saja terjadi (ditutup) kalau alur besar tidak dioperasikan, kayak kemarin dermaga 4, 5, 6 itu memang sudah sandar kalau alurnya besar," ucapnya. (Red)