BERITA MALUKU. DPRD Maluku mengapresiasi kinerja PT. Pertamina melalui pemberlakuan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di Pulau Seram khususnya di Dusun Wailey, Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
"Kami mengapresiasi kinerja PT. Pertamina yang telah merealisasikan keputusan Presiden Joko Widodo terkait pemberlakuan BBM satu harga di seluruh Indonesia termasuk di Maluku. Masyarakat di Pulau Seram telah menantikan penerapan program ini," kata Ketua Komisi B DPRD Maluku, Evert Kermite, dikonfirmasi di Ambon, Minggu (1/10/2017).
Menurutnya, kehadiran lembaga penyalur BBM di Pulau Seram khususnya premium dan solar dapat diperoleh masyarakat dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah yakni Rp6.450/liter untuk premium dan solar Rp 5.150/liter dari sebelumnya mencapai Rp12.000/liter.
"Saya mengapresiasi penerapan program BBM satu harga di Pulau Seram karena akan berdampak besar terhadap roda ekonomi semakin cepat dan kesejahteraan masyarakat di daerah juga meningkat," kata Evert.
Itu sebabnya, sebagai wakil rakyat dari PDI Perjuangan memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada emerintah dan Pertamina. Karena bagaimana pun BBM merupakan kebutuhan utama masyarakat guna mendukung mobilitas dan aktivitas perekonomian.
"Jadi, kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah atas program tersebut dan juga Pertamina yang segera merealisasikannya," tegas Evert.
Aktivitas masyarakat Maluku, termasuk di Kecamatan Amalatu, memang sangat tergantung pada BBM, di mana tidak hanya pengguna sepeda motor yang semakin banyak, tetapi juga nelayan yang harus bergerak mencari ikan, sehingga diyakini penerapan BBM satu harga di Kecamatan Amalatu akan berdampak positif di daerah tersebut sehingga mampu bersaing dengan daerah lain di Indonesia.
Sedangkan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Izaac Tonny Matitaputty, juga memberi apresiasi terhadap realisasi BBM Satu Harga di Kecamatan Amalatu sebagai bentuk dukungan PT. Pertamina terhadap kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakyat.
"Saya mengapreasiasi kinerja Pertamina yang telah merealisasikan keputusan pemerintah di Maluku, khususnya di Pulau Seram, karena berdampak masyarakat akan memperoleh BBM sesuai dengan Harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah," katanya.
Izaac yang juga Ketua Lembaga Pengkajian dan Penelitian Ekonomi (LPPE) Unpatti menegaskan, pemberlakuan BBM satu harga berdampak meningkatkan daya saing daerah tersebut, di mana kegiatan usaha mengalami perubahan signifikan, mengingat biaya transportasi merupakan komponen terbesar dalam kegiatan perekonomian.
"Dengan pemberlakuan BBM satu harga maka harga barang lain di tempat berbeda bisa mempunyai nilai yang sama. Itu sebabnya saat Pemerintah merealisasikan BBM satu harga, maka secara otomatis turut meningkatkan Indek Daya Saing daerah bersangkutan," katanya.
Izaac mencontohkan Indeks daya Saing Provinsi Maluku untuk finansial dan bisnis yang meningkat dari posisi 29 ke 27 secara nasional.
Peningkatan indeks ini menunjukkan bahwa daya saing untuk bisnis dan kegiatan ekonomi yang terjadi di Maluku mengalami peningkatan.
"Artinya semua daerah juga akan bergerak. Tidak hanya daerah terluar dan tertinggal, namun daerah yang sudah maju pun akan bergerak lebih maju," tandas Izaac.
PT. Pertamina dalam waktu dekat akan merealisasikan penerapan BBM satu harga di Maluku yang ditandai peresmian pengoperasian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Mini di Dusun Wailey, Desa Latu, Kecamatan Amalatu, kabupaten SBB.
Hinga saat ini PT. Pertamina sudah mengoperasikan 25 lembaga penyalur BBM di beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya 10 kabupaten di provinsi Papua dan Papua Barat, dua kabuaten di Maluku Utara, serta masing-masing satu di Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jatim, Jateng, Sumatera Utara, Sumatera Barat, NTT dan NTB.
"Kami mengapresiasi kinerja PT. Pertamina yang telah merealisasikan keputusan Presiden Joko Widodo terkait pemberlakuan BBM satu harga di seluruh Indonesia termasuk di Maluku. Masyarakat di Pulau Seram telah menantikan penerapan program ini," kata Ketua Komisi B DPRD Maluku, Evert Kermite, dikonfirmasi di Ambon, Minggu (1/10/2017).
Menurutnya, kehadiran lembaga penyalur BBM di Pulau Seram khususnya premium dan solar dapat diperoleh masyarakat dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah yakni Rp6.450/liter untuk premium dan solar Rp 5.150/liter dari sebelumnya mencapai Rp12.000/liter.
"Saya mengapresiasi penerapan program BBM satu harga di Pulau Seram karena akan berdampak besar terhadap roda ekonomi semakin cepat dan kesejahteraan masyarakat di daerah juga meningkat," kata Evert.
Itu sebabnya, sebagai wakil rakyat dari PDI Perjuangan memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada emerintah dan Pertamina. Karena bagaimana pun BBM merupakan kebutuhan utama masyarakat guna mendukung mobilitas dan aktivitas perekonomian.
"Jadi, kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah atas program tersebut dan juga Pertamina yang segera merealisasikannya," tegas Evert.
Aktivitas masyarakat Maluku, termasuk di Kecamatan Amalatu, memang sangat tergantung pada BBM, di mana tidak hanya pengguna sepeda motor yang semakin banyak, tetapi juga nelayan yang harus bergerak mencari ikan, sehingga diyakini penerapan BBM satu harga di Kecamatan Amalatu akan berdampak positif di daerah tersebut sehingga mampu bersaing dengan daerah lain di Indonesia.
Sedangkan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Izaac Tonny Matitaputty, juga memberi apresiasi terhadap realisasi BBM Satu Harga di Kecamatan Amalatu sebagai bentuk dukungan PT. Pertamina terhadap kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakyat.
"Saya mengapreasiasi kinerja Pertamina yang telah merealisasikan keputusan pemerintah di Maluku, khususnya di Pulau Seram, karena berdampak masyarakat akan memperoleh BBM sesuai dengan Harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah," katanya.
Izaac yang juga Ketua Lembaga Pengkajian dan Penelitian Ekonomi (LPPE) Unpatti menegaskan, pemberlakuan BBM satu harga berdampak meningkatkan daya saing daerah tersebut, di mana kegiatan usaha mengalami perubahan signifikan, mengingat biaya transportasi merupakan komponen terbesar dalam kegiatan perekonomian.
"Dengan pemberlakuan BBM satu harga maka harga barang lain di tempat berbeda bisa mempunyai nilai yang sama. Itu sebabnya saat Pemerintah merealisasikan BBM satu harga, maka secara otomatis turut meningkatkan Indek Daya Saing daerah bersangkutan," katanya.
Izaac mencontohkan Indeks daya Saing Provinsi Maluku untuk finansial dan bisnis yang meningkat dari posisi 29 ke 27 secara nasional.
Peningkatan indeks ini menunjukkan bahwa daya saing untuk bisnis dan kegiatan ekonomi yang terjadi di Maluku mengalami peningkatan.
"Artinya semua daerah juga akan bergerak. Tidak hanya daerah terluar dan tertinggal, namun daerah yang sudah maju pun akan bergerak lebih maju," tandas Izaac.
PT. Pertamina dalam waktu dekat akan merealisasikan penerapan BBM satu harga di Maluku yang ditandai peresmian pengoperasian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Mini di Dusun Wailey, Desa Latu, Kecamatan Amalatu, kabupaten SBB.
Hinga saat ini PT. Pertamina sudah mengoperasikan 25 lembaga penyalur BBM di beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya 10 kabupaten di provinsi Papua dan Papua Barat, dua kabuaten di Maluku Utara, serta masing-masing satu di Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jatim, Jateng, Sumatera Utara, Sumatera Barat, NTT dan NTB.