Foto: Muhammad Iqbal |
Dilansir dari detik.com, Rizki Dwianda, Vice President Services and Assurance ASDP Indonesia Ferry, mengatakan awalnya bocah yang paling kecil, Aslam, datang ke buffer zone untuk membeli tiket dengan membawa uang Rp 20 ribu pada Kamis (29/6/2017) sekitar pukul 15.00 WIB. Ia meminta agar diseberangkan ke Merak dengan tujuan Jakarta bersama kedua kakaknya yang sudah kelelahan dan berbadan lusuh.
Ketika ditanya oleh petugas loket, keduanya mengaku naik sepeda dari Palembang untuk pulang ke Ciledug dan berlebaran dengan keluarga. Awalnya petugas tidak percaya. Namun, ketika diperlihatkan sepeda dan barang bawaan kantong plastik berisi baju, petugas kemudian percaya. Apalagi ada seorang perempuan yang sempat memberikan uang Rp 20 ribu yang memberikan penjelasan.
"Sudah lusuh banjir keringat duduk, yang paling kecil datang ke loket minta mau beli tiket," kata Rizki, Jumat (30/6).
Karena merasa kasihan, Rizki kemudian menemui ketiga bocah tersebut dan sempat mengajak makan di Begadang 4. Berdasarkan keterangan, ketiganya mengaku menggowes sepeda dari Terminal Rajabasa ke Begadang 4, Lampung Selatan. Sebelumnya, dengan modal Rp 140 ribu, mereka naik bus dari Palembang dan sempat menumpang truk. Setelah diajak makan dan berbincang, ketiganya kemudian dibawa ke Bakauheni menggunakan mobil untuk diseberangkan ke Merak.
"Sudah langsung kita antar. Begitu di Bakauheni, naik kapal Jatra 2," ucapnya.
Selama di atas kapal, menurut Rizki, ketiga bocah tersebut ditempatkan di VIP room anjungan kapal. Namun, karena baru pertama kali, Rizal dan Aslam malah berkeliling di sudut-sudut kapal karena senang.
"Di kapal malah main. Kalau kakaknya, si Okta itu, dia sudah sering nyeberang. Bapaknya sopir truk, makanya paham Palembang-Jakarta karena sudah sering," ujarnya.
Begitu sampai ke Pelabuhan Merak, keduanya langsung diantar ke rumah keluarga di Ciledug, Tangerang oleh petugas ASDP Merak. (Red)