Gunungan daun jati jadi rebutan pengunjung Manganan Janjang sebagai alas makan tradisional. (foto: ag-infoblora) |
Sejak pagi ribuan orang datang silih berganti ke lokasi manganan. Tidak hanya berasal dari Desa Janjang dan sekitarnya, pengunjung juga datang dari berbagai Kabupaten/Kota di Jateng dan Jatim. Kedatangan mereka langsung disambut dengan kuliner gratis berupa nasi urap, aneka jenis sayur dan jajanan tradisional.
Uniknya, makanan yang disajikan secara cuma-cuma untuk para pengunjung itu merupakan olahan hasil bumi sumbangan gotong royong dari warga Desa Janjang. Dimana masing-masing orang yang datang untuk mengikuti manganan disediakan ribuan daun jati sebagai alas makan secara tradisional.
Ribuan orang bergantian antri mendapatkan nasi urap dengan alas daun jati. (foto: ag-infoblora) |
Semua tampak guyup rukun, berbaur bersama untuk menyantap makanan dan jajanan tradisional yang disediakan oleh warga Desa Janjang.
Agar pelaksanaan pembagian makanan menggunakan daun jati tidak semrawut, disini ibu-ibu PKK dan karang taruna ikut ambil bagian untuk mengatur pemberiannya. Seluruh makanan dikumpulkan menjadi satu di sebuah bangsal yang ada di depan padepokan makam. Masing-masing pengunjung menyodorkan daun jati kepada pengurus untuk tempat nasi urap dan jajanan.
"Saya sudah dua kali ini ikut merayakan Manganan Janjang. Rasanya senang bisa kumpul, makan bersama-sama dengan banyak orang. Terlebih makan pakai daun jati itu rasanya beda, ada aroma sedapnya yang beda dengan daun pisang," ujar Rasmi (51) warga Kedewan Kabupaten Bojonegoro, Jatim yang rela datang jauh-jauh ke Janjang, Jiken, Blora.
Sedapnya menyantap nasi urap dan jajanan beralaskan daun jati di bawah timbunnya pepohonan Bukit Janjang. (foto: ag-infoblora) |
"Tadi ziarah dulu baru sekarang ikut makan rame-rame. Sengaja saya dan Bapak datang saat manganan karena pasti sangat ramai. Kalau ziarah di hari biasa tidak seramai saat manganan. Kalau saat manganan seperti ini ada makan gratis rame-rame pakai daun jati. Ini daya tariknya," beber Rini.
Sumilah salah satu panitia sedekah bumi Janjang, disela kesibukannya mengurus makanan mengatakan bahwa ini merupakan wujud syukur warga desa setelah panen. Menggelar sedekah bumi, mengumpulkan makanan hasil bumi untuk didoakan dan dibagikan kepada seluruh pengunjung.
Karena tempatnya yang sempit, peziarah harus antri masuk ke kawasan makam Jati Kusumo Jati Suworo. (foto: ip-infoblora) |
Adapun Kepala Desa Janjang, Ngasi mengatakan bahwa pelaksanaan sedekah bumi atau manganan janjang selain sebagai syukuran desa juga untuk menggeliatkan potensi wisata sejarah/budaya di komplek makam Mbah Jati Kusumo dan Jati Suworo. (ip-infoblora)