Reaksi Keras Buya Syafii Soal Penurunan Paksa Patung Buddha Amitabha di Vihara Tri Ratna

Patung Buddha Amitabha di Vihara Tri Ratna
Proses penurunan paksa patung buddha amitabha di vihara tri ratna.

Tanjung BalaiVihara Tri Ratna yang berlokasi di Kota Tanjung Balai di Jalan  Asahan Tanjung Balai, Sumatera Utara jadi pusat perhatian.

Patung Buddha Amitabha dengan tinggi 6 meter yang diresmikan sejak tanggal 8 November 2009 telah diturunkan di Bulan Oktober 2016.

Keputusan Walikota Tanjung Balai Sutrisno Hadi memerintahkan penurunan Patung Buddha Amitabha dari bangunan Vihara Tri Ratna di Tanjungbalai Asahan telah mencederai hak sipil dan melukai rasa keberagamaan pemeluk Buddha.

Demikian dinyatakan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif. Ia juga meminta perintah itu dipertimbangkan kembali.

Menurut dia, alasan adanya desakan dari ormas tertentu untuk menurunkan patung tersebut tidak bisa dijadikan pembenar bagi lahirnya keputusan yang menggoncangkan sendi-sendi pluralisme itu.

Terlebih, bangunan Vihara Tri Ratna adalah legal karena sudah mengantongi IMB dari Walikota dengan Nomor 648/237/K/2006.

Veryanto Sitohang, Direktur Pelaksana Aliansi Sumut Bersatu, menemukan bahwa surat dari Yayasan Vihara Tri Ratna Tanggal 12 Juni 2010 No. 05/YVTR-VI/2010 dan dari Pengurus Daerah Majelis Budhayana Indonesia Tanggal 16 Juni 2010 No. 085/MDI-Sumut/VI/2010 yang ditujukan kepada Dirjen Bimbingan Massal Umat Buddha menjadi bukti kuat bahwa masyarakat Buddha sangat keberatan dengan keputusan Walikota tersebut.

"Menurunkan secara paksa sebuah simbol suci yang sangat dihormati oleh pemeluk Buddha jelas sangat melukai," kata Fajar Riza Ul Haq, Direktur Eksekutif Maarif Institute.

"Ini bukan persoalan mayoritas dan minoritas. Tapi persoalan bagaimana kita menghormati sebuah simbol sakral agama sebagaimana kita menjaga kehormatan agama kita sendiri." ujar Fajar Riza Ul Haq

Video detik detik penurunan paksa Patung Buddha Amitabha Di Vihara Tri Ratna di Tanjungbalai asahan bisa pembaca islamnkri.com lihat dibawah ini :


Seorang Bante menulis sebuah status di Facebook terkait hal ini.

"Beberapa umat Buddha bertanya kepada saya ketika melihat patung Buddha yg terletak di lantai atas sebuah wihara di kota tanjung balai, asahan, sumatera utara diturunkan: "

"Lama, kenapa rupang(arca/patung) di wihara diturunkan"? Saya jawab begini," tidak apa apa rupang Buddha turun, sing penting welas asihmu terhadap semua makhluk tidak ikut turun, semua makhluk hidup mendambakan kebahagiaan."

"Apabila dengan turun nya patung Buddha bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain, maka bukankah doa khas umat Buddha yaitu "semoga semua makhluk hidup berbahagia" menjadi kenyataan?"

Subscribe to receive free email updates: