Berita Metropolitan – Ketua Umum Barisan Muda Partai Amanat Nasional (PAN), Ahmad Yohan mengingatkan kepada seluruh konsultan politik yang saat ini bekerja demi memenangkan kliennya, agar bersikap untuk kepentingan nasional.
Ia menyayangkan para pemain di balik layar pasangan calon pemimpin daerah yang tidak mengedepankan nurani rakyat, sehingga ia pun mengibaratkan banyak konsultan politik yang mencoba membungkus bangkai menjadi barang mewah.
"Sekarang ini publik dibingungkan antara mana fakta mana opini. Inilah tugas kalian-kalian para konsultan politik. Jangan malah menjadi pembungkus bangkai menjadi barang mewah," kata Yohan saat berada di Menteng, Senin (17/10/2016).
Jika pola seperti itu yang dilakukan oleh para konsultan politik, maka situasi pun dianggap Yohan akan membahayakan keberlangsungan daerah bahkan hingga skala nasional.
"Orang yang kemarin tidak dikenal dan tidak berbuat apa-apa, karena dibungkus dan dipoles sedemikian rupa oleh konsultan politik sehingga memiliki citra baik. Dan inilah yang membahayakan," tandasnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar media juga melakukan tugasnya dengan baik sebagai bagian dari pilar demokrasi. Penggiringan issue hingga penggalangan agar memilih pasangan calon tertentu agar dapat dihindari, karena dikatakan Yohan bahwa keberadaan media akan berdampak pada pemilih.
"Pemilihan umum dan proses demokrasi ini akan berpengaruh 5 tahun ke depan. Media ini mempengaruhi pilihan publik, maka sebaiknya perhatikan bagaimana menyoroti sesuatu," ucapnya.
Tak lupa, Yohan juga mengkritisi adanya sikap lembaga tertentu yang melakukan penggiringan opini, sehingga seperti mengarahkan pada upaya pilihan pada pasangan calon tertentu. Munculnya sikap lembaga survei seperti ini dianggap Yohan bisa mengganggu proses demokrasi yang sedang diupayakan negara agar mampu menghadirkan pemimpin daerah terbaik.
"Kita lihat survei-survei seperti survei Charta Politika, itu pertanyaan-pertanyaannya yang cenderung mengarahkan. Sebaiknya polisi juga harus memanggil ini, karena ini bisa mengganggu proses demokrasi saat ini," tukasnya. [mib]