Dalam kesempatan itu, Lieus memproklamirkan dukungannya untuk pasangan bakal calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono dan bakal calon wakil gubernur Sylviana Murni.
Ketika diminta menyampaikan sambutan, Lieus mengungkapkan bahwa DKI Jakarta butuh pemimpin baru, sebab menurutnya, gubernur saat ini sudah tidak disukai masyarakat.
"Musuhnya banyak bukan karena dia Tionghoa atau Kristen, tapi karena hatinya jahat," kata Lieus.
Dia kemudian menyinggung berbagai kasus yang sempat menyeret nama Ahok, salah satunya dalam kasus indikasi kerugian negara dalam pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.
Menurut Lieus, Ahok masih memiliki banyak keburukan yang belum diketahui publik. Dan ia berjanji akan membukanya.
"Ngumpulin jelek-jeleknya Ahok, itu bagian saya. Konsepnya Mas Agus mari sosialisasikan ke seluruh warga Jakarta," kata Lieus.
Siapakah Lieus Sungkharisma? Mengapa ia begitu kontra dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, berikut rekam jejak Lieus hingga ia berseberangan dengan Ahok.
Bukan baru kali ini saja Lius Sungkarisma terlibat dalam politik. Dia sudah cukup lama terjun di ranah politik, sejak mendirikan Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI) pada tahun 1998 lalu. Hingga saat ini dia menjabat sebagai Ketua PARTI yang menyuarakan aspirasi warga Tionghoa.
Lieus juga ternyata bukanlah orang yang bersih dari kasus hukum, sebab sesuai dengan berita yang dirilis oleh Tempo.co pada 7 Agustus 2006, Lieus pernah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus perusakan pagar pembatas tanah sengketa di RT 7 dan RT 8 RW 4 Mangga Besar Jakarta Barat.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jakarta saat itu Komisaris Polisi Hendro Pandowo mengatakan Lieus melanggar pasal 170 KUHP mengenai perusakan. Lieus Sungkharisma dituding melakukan perusakan pagar pembatas di atas tanah yang masih dalam kasus sengketa.
Soal pertentangannya dengan Ahok, dikabarkan selain bermain di ranah politik, eks Ketua DPP KNPI pada masa kepemimpinan Adyaksa Dault itu juga memiliki beberapa bisnis, salah satunya adalah jual beli tanah. Salah satu kasus yang sangat membuatnya marah dan kecewa adalah kebijakan proyek MRT di daerah jl. Fatmawati Jakarta selatan, yang mana Ahok sedang melanjutkan proyek yang telah dicanangkan sejak Gubernur Jokowi.
Lieus saat itu menentang keras kebijakan proyek MRT, sebab dampak dilaksanakannya proyek tersebut membuat harga tanah miliknya disana turun drastis. Padahal sebelumnya harga tanah miliknya mengalahkan harga tanah di kawasan Menteng.
Persoalan lainnya yang juga membuatnya kecewa Lieus adalah terkait kebijakan Ahok dalam kasus larangan parkir di sepanjang jalan Hayam Wuruk Jakarta, yang membuat salah satu aset bisnisnya disana tidak lagi menguntungkan. [jurnalpolitik.com]