Sabtu, 01 Oktober 2016
KRAKSAAN - Kondisi Kabupaten Probolinggo, Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2014 sebesar 130,51 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), tahun 2015 sebesar 140,62 per 100.000 KH. Sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB) juga cenderung naik. Tahun 2014 sebesar 12,50 per 1000 KH dan tahun 2015 sebesar 13,09 per 1000 KH.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono dalam pembahasan kematian ibu dan kematian bayi, Selasa (27/9/2016). "Untuk tahun 2016 hingga September, jumlah AKI mencapai 15 kasus dan AKB mencapai 145 kasus," katanya.
Menurut Shodiq, faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus.
"Penyebab tidak langsung kematian ibu dikarenakan faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti empat terlalu dan yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas merupakan terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan serta terlambat penanganan kegawatdaruratan," jelasnya.
Faktor lain jelas Shodiq adalah penyakit menular seperti HIV-AIDS dan TBC serta penyakit yang tidak menular seperti hipertensi dan jantung. "Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pelayanan antenatal perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif sekaligus kuratif dan rehabilitatif meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi serta pengendalian penyakit menular," terangnya.
Sementara Kasi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi Dinkes Kabupaten Probolinggo Sutilah mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Probolinggo. "Mengingat kompleknya penyebab kematian ibu diperlukan kerja sama dari semua pihak serta turut berperan aktif memberikan kontribusi positif," katanya.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta terdiri dari Dinkes, RSUD Waluyo Jati, IDI, IBI, Kepala Puskesmas, dokter puskesmas serta bidan koordinator puskesmas dari Besuk, Lumbang, Wangkal, Krejengan, Banyuanyar, Maron dan Gending. (wan)
Laporan : wawan
editor : Maz
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono dalam pembahasan kematian ibu dan kematian bayi, Selasa (27/9/2016). "Untuk tahun 2016 hingga September, jumlah AKI mencapai 15 kasus dan AKB mencapai 145 kasus," katanya.
Menurut Shodiq, faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus.
"Penyebab tidak langsung kematian ibu dikarenakan faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti empat terlalu dan yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas merupakan terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan serta terlambat penanganan kegawatdaruratan," jelasnya.
Faktor lain jelas Shodiq adalah penyakit menular seperti HIV-AIDS dan TBC serta penyakit yang tidak menular seperti hipertensi dan jantung. "Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pelayanan antenatal perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif sekaligus kuratif dan rehabilitatif meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi serta pengendalian penyakit menular," terangnya.
Sementara Kasi Kesehatan Ibu, Bayi dan Reproduksi Dinkes Kabupaten Probolinggo Sutilah mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Probolinggo. "Mengingat kompleknya penyebab kematian ibu diperlukan kerja sama dari semua pihak serta turut berperan aktif memberikan kontribusi positif," katanya.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta terdiri dari Dinkes, RSUD Waluyo Jati, IDI, IBI, Kepala Puskesmas, dokter puskesmas serta bidan koordinator puskesmas dari Besuk, Lumbang, Wangkal, Krejengan, Banyuanyar, Maron dan Gending. (wan)
Laporan : wawan
editor : Maz
//