Ternyata ini Siasat Licik Ahok yang Mau Gusur 350 Lokasi Jakarta
Berita Islam 24H - Partai-partai menjelang Pilkada kelakuannya sering nakal. DPP, DPD, DPW, sampai DPC sering tidak satu suara dalam mendukung calon tertentu. Tetapi last minute DPP lah (ketua umum) yang paling menentukan untuk memutuskan calon mana yang harus diusung dan didukung oleh partai.
Kenapa pada saat menjelang Pilkada di internal partai sering tidak satu suara?
Pertama, perbedaan tersebut bisa saja murni merupakan aspirasi dari kader-kader partai.
Kedua, perbedaan-perbedaan tersebut sengaja dimunculkan sebagai manuver, misalnya dalam rangka hal-hal yang bersifat transaksional, termasuk dalam rangka penjajakan uang mahar atau untuk mengukur kemampuan logistik bakal calon.
Bagaimana dengan Ahok?
Dipandang dari berbagai jurusan untuk urusan logistik Ahok sebagai patahana tentu yang paling siap. Sudah bukan rahasia di belakang Ahok sudah berbaris para pengembang dan para taipan yang siap rogoh kantong untuk jadi cukong. Walaupun elektabilitas Ahok menurut sebagian hasil survei sudah menurun, Ahok bukan figur pembela rakyat kecil, lisannya kotor, arogan, dan congkak, sehingga sangat potensial menjadi pemicu konflik sosial.
Belakangan ini berkembang satu pertanyaan di tengah-tengah masyarakat: Ahok yang sudah jelas dan pasti akan maju dalam Pilkada Jakarta kok malah bertekad ingin menggusur sekitar 350 lokasi yang ada di Jakarta. Bukankah rencananya ini tidak akan menuai simpati masyarakat? Bukankah Ahok bakal dikecam rakyat, terutama rakyat jelata yang akan segera jadi korban penggusuran?
Ternyata untuk memahami logika Ahok kita harus out of the box.
Ahok bertekad atau berencana ingin menggusur sekitar 350 lokasi di Jakarta, karena Ahok membela kepentingan para pengembang yang nantinya kalau Ahok berhasil menggusur 350 titik lokasi tersebut para pengembang akan balas jasa yaitu akan mengongkosi biaya Pilkada Ahok. Jadi motif komunikasinya atau message dari pernyataan Ahok tersebut adalah untuk para pengembang. Pesannya adalah buat para pengembang bahwa dia loyal.
Sebab menggusur warga biayanya sangat murah dan para pengembang siap bantu membiayai. Setelah digusur tanah bekas rumah-rumah warga tersebut dikuasai oleh para pengembang (dengan beking dan legalitas Pemda) untuk bikin ini dan itu seperti mall, apartemen, dan properti lainnya untuk memenuhi kebutuhan orang-orang kaya. Dan ini tentu sangat menguntungkan para pengembang. Ibaratnya mereka mendapatkan untung yang sangat besar dengan membuang (bermodalkan) uang receh.
Oleh: Arief Gunawan/Wartawan senior