Mas Dede Supriyadi adalah pembaca KOMPAS sejak lama yang ditunjukkan dengan kartu di bawah ini, tapi sekarang dia kecewa dengan koran ini dengan pemberitaannya yang tidak netral (karena membela Ahok).
Maka Mas Dede sekarang berhenti langganan KOMPAS.
"Saya pembaca Kompas dari tahun 86-an, dan ini kartu Kompas saya, pak. Alhamdulillah, saya sudah putus langganan Kompas," tulis Mas Dede di wall facebook Buni Yani, Senin (12/9/2016).
Rasa-rasanya Mas Dede bukanlah orang terakhir yang akan berbuat demikian.
Dan ternyata benar. Status Mas Dede ini ditanggapi dengan komentar netizen yang mengaku sudah berhenti langganan KOMPAS.
"Di rumah saya ada 3 koran. Koran lokal, Republika, dan Kompas. Tanpa pemberitahuan, istri saya stop langganan ompasikom. Saya tanya kenapa? Dengan enteng menjawab, "Kompas gak sesuai namanya"," tulis Badrul Munir di kolom komentar.
Netizen lain, Andi Mulya menceritakan, "Tadi malam pak farid tetangga sy yg putra bungsu ulama di pdg pjg berkata... Sbg media... sudah tdk ada rasa segan dan malunya berbuat begitu thd umat."
Netizen lain, Dimas Widiarto menyerukan untuk berhenti langganan Kompas.
"Sebar tagar #BerhentiLanggananKompas :-D," tulis Dimas.
Buni Yani, peneliti di Universitas Leiden Belanda menyebut media yang partisan seperti ini (dimana seharusnya media netral) dengan istilah "dumbing down" (makin bego).
KOMPAS sudah tidak seperti yang dulu?
Bisa jadi iya. Ini statemen pendiri KOMPAS P.K. Ojong tentang fungsi pers.
Sumber: fb